Agen Spare Parts Panci Presto Fissler

Kampung Dipowinatan pada dasarnya tidak jauh beda dengan kampung lain di Yogyakarta, bahkan sebaliknya banyak kampung lain yang justru memiliki potensi yang jauh lebih baik dan memadai untuk dikembangkan menjadi kampung wisata. Namun saat ini Dipowinatan sebagai kampung wisata tidak terbantahkan lagi sejak dideklarasikan pada tanggal 4 Nopember 2006. Dipowinatan secara kewilayahan berada di Kalurahan Keparakan Kecamatan Mergangsan dengan jumlah penduduk sekitar 1800 jiwa. Bidang Pariwisata Dipowinatan secara kelembagaan berada dibawah naungan Paguyuban Dipowinatan (PWD). Dipowinatan keberadaannya dibatasi oleh jalan Brigjen Katamso di sisi barat dan jalan Dipokusumo di sisi selatan serta jalan Ireda di sisi timur dan utara. Pada masa mendatang Dipowinatan mempunyai prospek yang bagus karena mendapat dukungan penuh dari warga masyarakatnya dan di sisi lain jaraknya tidak terlalu jauh dari kawasan wisata yang sudah ada baik dari Kraton, Malioboro, Kota Gede, Prawirotaman dll. Pada awal

Adalah wajar dan manusiawi saat terjadi bencana muncul eforia kepedulian dalam bentuk bantuan kepada mereka yang menjadi korban. Ini bukan fenomena yang fenomenal, biasa-biasa saja. Namun yang perlu dicermati adalah pengelolaan kepedulian itu supaya tidak overlaping (tumpang tindhih) dan tepat pada sasaran, on the right place and on the right people. Berbagai contoh menajemen kepedulian jelek telah muncul dipermukaan seperti bertumpuknya nasi bungkus hingga ratusan dan tidak sempat terbagikan sampai basi sedangkan pengungsi yang lain kelaparan (Posko Maguwoharjo), berbagai barang menumpuk di gudang sementara pengungsi makan ubi (Mungkid), bertumpuknya pakaian bekas yang justru untuk iles-ilesan anak-anak korban bencana sedangkan korban yang lain tidak bisa ganti baju, sebuah dusun menerima bantuan berupa tikar dan kasur sementara yang mereka butuhkan sayuran, over stock bantuan susu balita, pembalut wanita dan air mineral, mie instan sementara beras yang menjadi makanan pokok justru ke

PROBOLINGGO – Gunung Bromo yang belakangan ini aktivitasnya meningkat akhirnya meletus kemarin.Letusan terjadi sekitar pukul 17.22 WIB,namun dalam skala kecil. “Letusan kecil terjadi kemarin sore.Saat ini erupsi yang keluar berupa abu,” ujar petugas Pos Pantau Bromo,Ahmad Subhan, kemarin. Dia menambahkan, aktivitas Gunung Bromo semakin meninggi, terlebih sejak siang kemarin Bromo diguncang gempa vulkanik sebanyak 12 kali.   Tanggal 17 November 2010 kita masih memperoleh kesempatan mengajak tamu  dari Cheko, yaitu Mr. Ondrej Chlost, Mrs Lenka Chlostova, Mr. Vladislav Hofman dan Mrs Kristyna Hofmanova. Sungguh menjadi kenangan indah dan sangat bersyukur karena kami masih diberi kesempatan untuk menikmati keindahan Bromo pada detik-detik terakhir setelah membaca berita bahwa Bromo dinyatakan berstatus AWAS sejak 23 Nopember 2010 oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung. Bahkan dalam sehari kemarin (23/11) terjadi dua kali peningkatan status. Semula berstat

Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah persisnya ada disebelah timur kali Gendol, sisi baratnya adalah Cangkringan. Jarak Balerante dengan Yogyakarta sekitar 25 km, posisi utara Yogyakarta. Jadi Yogya masih AMAN.  Silahkan cek saja via Google Maps dari situ juga akan tergambar seberapa jauh dari Yogyakarta. Saat ini Balerante disterilkan oleh aparat dari segala pengunjung karena banyak terjadi penjarahan barang2 milik penduduk setempat yang mengungsi akibat awan panas. Dasar menus...tega-teganya mengambil barang orang yang sedang tertimpa bencana. Dampaknya,pemburu berita dan photo kesulitan masuk ke daerah Balerante lagi.... Jelas, Balerante Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten  Kelihatan puing-puing rumah bekas amukan wedhus gembel dan dimana-mana penuh pasir dan abu gunung api yang cukup tebal. Jika diterpa angin langsung beterbangan dan bila terguyur hujan menjadi licin. Jalan kampung yang sudah bisa diakses Cagak anim bobok diterjang wedhus Lampu hemat energy