Postingan

Menampilkan postingan dari Desember 5, 2010

Peduli Merapi : Normalisasi Sumber Air (sumur)

Gambar
Sebagai bentuk kepedulian Dipowisata yang memperoleh dana dari para donatur mantan wisman, maka kegiatan dipilih berkolaborasi dengan Bpk Aji Widyantoro berupa normalisasi sumber air (sumur)  yaitu dengan menguras sumur yang terkontaminasi material gunung Merapi.     Rencana selanjutnya : yaitu besok hari Sabtu dan Minggu 11 - 12 Des 2010 pengurasan sumur dilakukan pada dusun: - Cawakan, desa Srumbung Kec Srumbung (13 sumur) - Kemiren, desa Jumoyo, kec Salam (19 sumur) Kali Putih meluap Semua dusun ada disebelah selatan kali Putih, artinya untuk mencapainya dari Jogja tidak perlu melewati jembatan Kali Putih yang sering putus karena dilompati material lahar dingin. Perubahan pergeseran lokasi atas pertimbangan bahwa Kali Putih akhir-akhir ini sering mengganggu lalu lintas di jalan raya Jogja-Magelang, seperti tadipun saat survei terpaksa tidak bisa tembus karena jalannya macet berat (Tebalnya pasir yang melompati mengisi jalan hingga 2,5 meter!) Oleh karena itu diputuskan

Kraton Yogyakarta Semakin Solid Pada Penetapan

Gambar
Kesolidan kraton Yogyakarta ditunjukkan dengan mundurnya GBPH Prabukusuma dari jabatan ketua DPD Partai Demokrat DIY dan sekaligus keluar dari keanggotaan partai tersebut. Dan ini ditegaskan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X di Kepatihan, "Keraton itu satu suara. Kita kompak" Terbukti bahwa dalam menyikapi keistimewaan DIY warisan Kanjeng Sultan HB IX, para putera Sultan HB IX itu tidak ada perbedaan. Partai boleh saja berbeda tetapi integritas tetap tidak luntur. Mereka tetap konsisten dalam mempertahankan keistimewaan DIY. Datanglah ke Yogyakarta, anda akan diajak oleh anak seumuran Taman Kanak-kanak ke Taman Pintar, disitu terpampang prasasti "Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati para pemimpin dan pahlawannya". Apakah rumongso anda Sultan HB IX itu bukan pemimpin yang berkharisma? bukan pahlawan meski sudah terbukti melawan Belanda saat agresi ke II? Lha kog keistimewaan Yogyakarta hendak dianulir....edan po? Jelas bahwa mundurnya GPBH Prabukus

Alon-alon waton klakon : Penetapan Radja Mataram sebagai Gubernur

Gambar
 Unen-unen jawa telah mengatakan "alon-alon waton klakon", group band anak muda jaman sekarang  yang berjuluk "Coklat" juga telah melantunkan lagunya "pelan-pelan saja", gelombang pendapat yang menyetujui penetapan pelan-pelan semakin besar. Tavip Agus Riyanto, Assekprov Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, menurutku ini bisa dikatakan mewakili suara birokrat pemprov DIY, saat acara Dialog Khusus DPRD DIY di TVRI Jogya Senin malam (6/12), jelas-jelas mengatakan bahwa setelah menimbang aspek yuridis, sosiologis, dan filosofis, maka secara kelembagaan birokrasi pemprov lebih memilih penetapan daripada mendukung pemilihan. Beberapa hari sebelumnya pihak DPRD DIY juga mengatakan dengan keras penolakan rencana pemerintah pusat yang hendak memaksakan pemilihan, DPRD DIY akan memboikot anggaran pilkada. Tadi malem saat mubeng beteng dalam rangka memperingati satu Suro jelas terpampang sepanduk dari rakyat jelata yang berbunyi "madhep manteb ndherek Sulta

Kali Gendol di Pangukredjo 5 km dari puncak Merapi

Gambar
Dusun Pangukredjo bagai dusun mati Keadaan Dusun Pangukredjo yang berjarak 5 km dari puncak Merapi  40 hari setelah erupsi Merapi 5 Nopember 2010. Suasananya sepi nyenyet karena sebanyak 150 KK belum bisa kembali ke dusunnya mengingat sebagian besar rumah mereka hancur diterjang wedhus gembel. Mereka harus menahan kepedihan diri dengan mengungsi di Stadion Maguwoharjo sambil menunggu shelter (rumah sementara) yang dibangun pemerintah. Anda bisa melihat detail keganasan wedhus gembel dalam photo yang diambil pada hari Minggu 5 Desember 2010 Tampak kepulan uap belerang adalah Kali Gendol Hulu Kali Opak yang juga penuh material gunung Merapi Kepulan uap belereng keluar dari balik batu  Bekas erosi material gunung api setelah hujan Di depan kelihatan pohon kelapa yang meranggas akibat hempasan wedhus gembel dan di belakangnya kelihatan uap belerang yang mengepul dari dasar kali Gendol. Di daerah Pangukredjo ini kedalaman Kali Gendol tinggal sekitar 5 m, padahal sebelumn

Normalization of clear water after Merapi eruption

Gambar
Bakti sosial Dipowisata atas donasi dari beberapa tamu turis Cheko yang pernah datang di Dipowinatan dan berkolaborasi dengan Bapak Ajie Widyantoro dkk memfokuskan pada normalisasi air jernih, yaitu penyedotan air sumur yang tercermar abu Merapi sehingga menjadi jernih dan sehat kembali, dengan demikian  masyarakat setempat diharapkan tidak terganggu aktivitas kehidupan sehari-harinya dan tidak bergantung pada sumbangan air bersih maupun air mineral.  Inilah video pendeknya : Tiap sumur membutuhkan biaya operasional sebesar Rp 250.000. Padahal kalau harga bisnis, tarip penyedotan sumur ini sekitar Rp 1.250.000. Animo masyarakat sangat besar mengingat mereka baru saja kembali dari pengungsian dan belum ada dana untuk melakukan normalisasi air jernih, sedangkan proposal yang mereka ajukan kepada Pemerintah Daerah Magelang belum memperoleh tanggapan, sementara kebutuhan akan air bersih sangat mendesak dan vital.   Kegiatan kemarin  (4 Desember 2010) telah dilakukan dengan perinc