Berani Bertindak

Sumodiyono adalah lulusan SMA siang tahun 1983 di Yogyakarta, dan ia mendapatkan pekerjaan di pabrik meuble eksport benar-benar dimulai dari tingkat yang paling bawah, mulai dari tenaga serabutan, tukang amplas sampai ia menjadi seorang Supervisor Finishing. Ia menyukai pekerjaannya tetapi sesudah 15 tahun ia menjadi tidak puas dengan kungkungan, jam kerja yang tetap, gaji yang rendah, dan sistim senioritas dengan peluang yang relative kecil untuk kenaikan jabatan yang lebih tinggi lagi.

Kemudian ia mendapatkan sebuah gagasan. Ia sudah belajar banyak tentang apa yang diperlukan untuk menjadi pemilik toko material bangunan. Mengapa tidak memulai bisnis sendiri dengan membuka toko material? Sumodiyono tahu banyak suplaier bahan-bahan bangunan dengan harga miring dan lebih daripada itu ia tahu betul seluk beluk bisnis ini lewat adiknya yang sudah puluhan tahun mempunyai toko material.

Sekarang sudah 5 tahun berlalu sejak Sumodiyono mengangankan bahwa ia hendak memulai usahanya sendiri. Akan tetapi ia sekarang masih bekerja pada pabrik meuble.

Mengapa? Nah, setiap kali Sumodiyono baru saja hendak melepaskan pekerjaan sebagai Supervisor Finishing, sesuatu terjadi yang menghentikan niatnya untuk mengambil tindakan. Kekurangan modal yang berupa uang, resesi global, biaya sekolah kedua anaknya ‘ yang kecil SMP dan yang besar kuliah D3 – Manajemen Rumah Sakit, kebutuhan untuk makan bulanan, renovasi rumah akibat gempa bumi, biaya opname rumah sakit dan lebih banyak alasan yang menyebabkan untuk menunggu serta menunda, dan itu sangat matematis, sangat masuk akal serta manusiawi.

Kenyataan yang sebenarnya adalah Sumodiyono membiarkan dirinya berkembang menjadi seorang pasivasionis. Ia menginginkan kondisi yang sempurna,yang mendukung dirinya sebelum ia bertindak. Karena kondisi tidak pernah sempurna dan tidak pernah mendukungnya, maka Sumodiyono tidak pernah berani mengambil tindakan, yaitu tindakan untuk memulai usaha sendiri!

Tetapi sejak Nopember 2008 Sumodiyono berubah menjadi seorang aktivasionis karena awalnya ia dipaksa PHK oleh pemilik pabrik (Bule Australia) . Ini merupakan momen yang tepat sehingga dia terhindar dari kesalahan mahal atas tindakannya menunggu hingga kondisinya sempurna sebelum ia berani bertindak. Pada saat itu jelas, genah dan nyata rintangan maupun kesulitan keuangan telah menghadang didepan matanya. Di sisi yang lain usaha baru mengandung resiko, masalah dan ketidak pastian. Akan tetapi dengan tekad yang membaja masalah dan rintangan dihadapi sebagai uji kemampuan untuk menemukan pemecahan, tidak ada pilihan lagi.

Sumodiyono bertindak tepat dengan menyewa tanah kas desa seluas 500 m2 di dekat rumahnya dengan ongkos sewa Rp 1,5 jt per tahun. Tanah yang cekung sedalam 3 m diuruk sendiri untuk diratakan sebagai gudang terbuka untuk meletakkan bahan material bangunan seperti pasir, batako, batu bata dll. Sementara sisi depan dibuat bangunan semi permanen difungsikan sebagai kantoran sederhana dan sekaligus untuk menyimpan bahan material yang berukuran kecil seperti ember, paku, semen dll.

Waktu berjalan terus, 3 bulan pertama badannya susut 5 kg, salah satu motor Honda Supra 125 XX dijualnya untuk tambah modal, wajahnya hitam gosong karena sering bongkar muat pasir dari/ke truk di saat terik matahari, dan waktu senggangnya siang hari dipergunakan untuk berkeliling mendatangi relasi dan menyebar kartu nama “Toko Material Marem” Pada saat dia berkeliling maka istrinyalah yang menjaga tokonya.

Laku prihatin dengan puasa setiap Senen dan Kamis serta memohon berkah dengan Sholat Duha hampir setiap pagi rajin dilakukannya. Dan benar,tidak diperlukan waktu lama Tuhan telah menjawab doa-doanya, karena dalam 3 bulan berikutnya penjualan pasir dan batu bata deras sekali sehingga keuntungannya bisa dipakai untuk pengadaan mobil kijang pickup th 1980 seharga Rp 15 jt, lebih daripada itu banyak BPR, Bank swasta dan Bank milik pemerintah mengirimkan tenaga marketingnya seraya menawarkan pinjaman modal kerja kepadanya. Akhirnya seorang marketing dari sebuah bank swasta memenangkannya dengan meminjamkan modal Rp 50 juta yang berbunga 1,7 % per bulan. Pinjaman baru berjalan 4X angsuran , ia mengembalikan sisa pinjamannya dan memindahkan pinjaman kepada Bank pemerintah yang bunganya hanya 1 % per bulan. Sementara itu penampilan badannya sudah kembali kekar dengan tawanya yang menggelegar dan sudah merasa enjoy karena penghasilannya sudah lebih besar dari gaji seorang Supervisor Finishing yang mempunyai masa kerja 15 tahun. Saat ini ia tengah mempersiapkan segala sesuatunya untuk membuka cabang.

Ir. Agustinus Hanung Sudibyono,

Praktisi Manajemen.

Catatan :

-pasivasionis adalah orang yang biasa-biasa saja, orang kelas menengah, orang yang tidak berhasil adalah orang yang pasif.

-aktivasionis adalah orang sukses yang aktif, pelaksana dan berani mengambil tindakan, menyelesaikan segala sesuatunya, melaksanakan gagasan dan rencana.

Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling