Discomfort required for your success

Menarik sekali wawancara Metro TV dengan Sir Richard Branson sebagai CEO Virgin Group semalam yang dipandu oleh Desy Anwar dalam acara yang sangat inspiratif dengan sponsor utama BNI. Dia mengatakan bahwa usaha dirintisnya sejak umur 15 tahun, putus sekolah dan tanpa beban tawaran pekerjaan, tanpa beban pacar apalagi beban menghidupi anak dan; istri, tak ada beban bayar cicilan rumah sehingga dia lebih bebas untuk jatuh bangun sekalipun.

Dia juga menggambarkan awal berusaha tanpa modal, bahkan modal dari perhiasan yang dia atau ibunya dapat di jalanan terus diserahkan ke polisi tetapi tidak diambil yang punya lantas dijual hanya mendapat sedikit uang untuk usaha. Pada saat usaha dimulai segala sesuatunya serba tidak mapan, dan tak ada satupun Bank yang mau membiayai usaha yang belum mapan karena secara prosedural bank memang diperuntukan bagi usaha yang sudah mapan, ada NPWP, ijin usaha, tanda daftar perusahaan, tanah & gedung sebagai jaminan dan sebagainya.

Akan tetapi sekarang,dia telah sukses besar mengingat :
Virgin has created more than 300 branded companies worldwide, employing approximately 50,000 people, in 30 countries. Global branded revenues in 2009 exceeded £11.5 billion (approx. US$18 billion). 

Dan semua itu dimulai dari ketidaknyamanan dan ketidakmapanan. Mungkin kita berusaha mengelak terhadap situasi yang serba tidak nyaman, tetapi hukum berkehendak lain, ketidaknyamanan  diperlukan untuk sukses anda.

Meski sudah sukses besar  penampilannya masih juga sederhana, apakah lantaran dia pengusaha dan bukan artis yang suka glamaour. Apa yang dikatakannyapun serba sederhana, barangkali sesimple dia dalam mengelola bisnisnya, dalam mendelegasikan impiannya kepada puluhan manajernya. Memang para manajer itu tidak sepenuhnya bisa mengerjakan apa yang menjadi impiannya, tetapi dengan mudah dan berani dia mempercayakan dan mendelegasikan kepadanya, barangkali style ini pula yang membuatnya dia cepat menjadi besar. Dia mengelola bisnis dengan model kekeluargaan tetapi tetap profesional dan selalu memegang kualitas sehingga menjadi the best dalam kelasnya.

Taruh contoh kesaksiannya saat membesarkan maskapai penerbangannya yang sangat kecil dibanding kompetitornya dari Amerika, Eropa, dan Asia. Dia tidak mengenal capai terbang keberbagai tujuan penerbangan Eropa dan Amerika untuk mencari feedback langsung dari para penumpang, dan ini disampaikan lebih jujur karena penumpang tidak kenal dia. Pada akhirnya dia bisa mendeskripsikan, mendefinisikan dan merealisaikan keinginan para penumpang pesawat dengan layanan yang sangat berbeda dengan pesawat pada umumnya. Pesawat Virgin direlay-out sehingga tersedia bar, cafe di udara dengan kualitas prima meski jumlahnya hanya sedikit. Dalam dua tahun seluruh kerja kerasnya sudah mendatangkan profit dan maskapainya diminati banyak penumpang.

Kebanyakan orang tidak tahu banyak tentang proses berkomitmen, menentukan tujuan dan impian hidup. Kebanyakan orang tidak mau susah menjaga komitmen, kebanyakan hidup hanya mengalir dalam zona nyaman.Padahal apa yang tidak mereka sadari adalah bahwa ketidaknyamanan adalah salah satu dari nilai-nilai komitmen. Dalam diri kita sebetulnya secara otomatis ada mekanisme pemenuhan tujuan.. Ketika kita melakukan sesuatu, kita mengatakan mekanisme tujuan-pemenuhan, "Aku ingin ini." Mekanisme pemenuhan tujuan-berkata, "Baik, aku akan mengatur untuk itu." Dan tidak, dan sebagainya.

Dalam rangka untuk memiliki sesuatu yang baru, zona nyaman kita harus diperluas untuk menyertakan hal baru. Semakin besar hal yang baru, semakin besar zona nyaman harus berkembang. Dan zona kenyamanan yang paling sering diperluas melalui ketidaknyamanan.

Ketika orang tidak mengerti bahwa menjadi tidak nyaman merupakan bagian dari proses, mereka menggunakan ketidaknyamanan sebagai alasan untuk tidak melakukannya. Kemudian mereka tidak mendapatkan apa yang mereka inginkan. Kita harus belajar untuk mentolerir ketidaknyamanan untuk tumbuh.



Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling