Roketku telah meluncur


Masa remaja adalah masa hidup yang paling menakjubkan dan penuh petualangan. Masa itu mengingatkan saya tentang pesawat ulang-alik yang diluncurkan dari Cape Carnaval,Florida. Bayangkan saja para astronot itu berangkat menempuh perjalanan yang penuh bahaya menuju ruang angkasa. Itu adalah saat yang sungguh sangat menggetarkan hati setiap insan.

Orang-orang yang hidup pada masa itu akan mengingat bahwa satu periode penuh bahaya terjadi setiap kali satu pesawat ulang-alik memasuki kembali atmosfer bumi. Astronot yang ada di dalam pesawat sepenuhnya bergantung pada perisai panas di dasar kapsul yang melindunginya dari suhu sekitar 537,8 derajad Celcius. Apabila pesawat turun dengan sudut yang salah, maka astronotnya akan terbakar hangus menjadi abu.

Tepat pada saat yang menegangkan tersebut, ion-ion negatip akan berakumulasi di sekitar kapsul dan menghambat semua komunikasi dengan bumi selama kurang lebih tujuh menit. Dunia dibuatnya menahan nafas untuk menunggu kabar keselamatan astronot.Kita dibuatnya tidak bisa apa-apa dan kehilangan kontak. Kabar yang menenangkan akan muncul dari pusat pengendalian "ini adalah Mission Control. Kami telah membuat kontak dengan Friendship Seven. Semuanya oke. Pendaratan berjalan mulus." Sorak-sorai dan doa-doa dikumandangkan di restoran-restoran,bank-bank, bandara dan jutaan orang di seluruh dunia.

Nah, analoginya dengan masa remaja anakku lanang  Nikolas  11 (tahun) tidaklah sulit untuk dimengerti. Setelah masa kanak-kanak  yang lucu lewat, kini dia sudah masuk akil balik untuk berjalan menuju tempat peluncuran. Kami hanya bisa mengamatinya dengan prihatin ketika dia naik dan memasuki satu kapsul yang disebut masa remaja dan menunggu roketnya meluncur. Sebenarnya kami sebagai ayah dan ibunya berharap untuk dapat ikut bersamanya, tetapi apa daya hanya ada satu tempat duduk dalam pesawat. Disamping itu, tak ada yang mengundang kami. Tanpa peringatan apapun, tiba-tiba mesin roket yang dahsyat itu mulai menderu dan "tali pusat" pun terlepas. "Meluncur! Sudah meluncur!" teriak istriku histeris.

Anakku lanang sedang menuju ke tepi jagad raya. Beberapa minggu kemudian kami mendapatkan pengalaman yang menakutkan dalam kehidupan kami. Tiba-tiba saja kami sering kehilangan kontak dengan kapsul yang berisi anakku lanang. Rupanya "ion-ion negatip" telah mengganggu komunikasi kami pada saat ia sangat membutuhkan kepastian tentang keselamatannya. Mengapa ia tidak mau berterus-terang kepada kami? Semenjak dia pamit pergi sekolah naik sepeda sendiri, maka jelajah petualangan dia semakin menegangkan. Tiba-tiba saja dia pulang menjelang mahgrib dengan baju penuh cipratan lumpur sawah. Rupanya dia main ke rumah temannya di Kadipiro Jln Wates (sejauh 7 km dari rumah) dengan naik sepeda di jalan besar. Ini adalah jalan propinsi dimana yang lewat disitu adalah bis antar kota dan truk gandeng.


Masa hening tidak berlangsung lama. Tahu-tahu kami kehilangan kontak dan hanya bisa menunggu di rumah sementara dia pulang basah kuyup karena habis main di Kali Code. Padahal Kace (singkatan Kali Code) akhir-akhir ini sering banjir akibat luapan lahar dingin Merapi, opo ora bahaya?


Anakku yang biasanya banyak cerita dan mengajukan berbagai pertanyaan kritis kini membatasi perbendaraan katanya dengan menggunakan ungkapan-ungkapan singkat seperti "Tak tahu", "Mungkin", "Aku lupa", "Huh?" "Tidak", "Enggak", "Yah..." Kalau tidak hanya terdengar dengkuran saat duduk di meja belajar, keluhan. Sungguh ini masa yang memprihatinkan bagi kami yang hanya bisa menunggu di darat.

Suasana begini akan berlangsung beberapa tahun. Seperti halnya ketika Mission Control kehilangan kontak dengan pesawatnya. Sampai suatu ketika tertangkap sinyal yang lemah karena sumber pemencarnya begitu jauh. Tentu orang tuanya sangat bergembira sebagaimana mereka berkumpul di dekat radio. Apakah itu benar sinyal suara anakku? Ternyata sekarang suaranya menjadi lebih ngebas, lebih dewasa daripada yang kami ingat sebelumnya. Nah itu anak kami yang mengudara sedang mencari hubungan dengan kami. Ia berusia 11 tahun ketika meluncur ke angkasa luas dan kini ia hampir 20 tahun. Mungkinkah unsur-unsur negatifnya sudah tersapu bersih sehingga komunikasi bisa dijalin kembali?


Ya. Seperti itulah bagi sebagian besar keluarga, itulah apa yang tepatnya terjadi. Setelah bertahun-tahun mencemaskan anaknya dengan diam-diam, para orang tua seperti kami akan mengetahui dengan lega bahwa segalanya oke di dalam pesawat. "Pendaratan" yang terjadi sekitar usia 20 tahunan dapat menjadi masa yang sangat indah bagi kedua generasi. Kita sebagai orang tua yang ada di darat hanya bisa memberikan sangu berupa "kasih" dan tak ada yang lain. Oleh karena itu jangan sampai salah langkah dan terlambat.

Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling