Sepeda Onthel Yogyakarta
Pada hari Sabtu 26/2/2011 dan Minggu 27/2/2011 telah diadakan pameran dan bazar onderdil (pasar klithikan) sepeda oleh komunitas sepeda onthel Yogyakarta yang bernama POJOK (Paguyuban Pit Onthel Yogyakarta) untuk merayakan hari ulang tahun mereka. Pameran ini berskala nasional karena pesertanya dari seluruh Indonesia. Bazar digelar di dalam Benteng Vredeburg Yogyakarta. Pihak Dipowisata diundang dan mengambil tiga buah stan untuk memamerkan Kampung Wisata Dipowinatan. Seluruh kegiatan ini masuk dalam rangka Konggres 2 KOSTI (KOMUNITAS SEPEDA TUA SELURUH INDONESIA) di Yogyakarta. Acara ini dihadiri 2500 lebih onthelis (PENGGEM AR SEPEDA TUA) dari seluruh pelosok tanah air Indonesia, hebat bukan?
Pada saat bazar terpampang juga benda-benda antik seperti Piringan Hitam antik dan masih berfungsi dengan baik.
Ada juga radio antik yang juga masih terpelihara dengan baik dan berbunyi.
Onderdil sepeda onthel juga banyak yang diperjual-belikan. Dan tentunya soal harga tidak ada standardnya kalau sudah berurusan dengan benda-benda antik seperti ini.
Bursa onderdil sepeda dikemas dengan nama Pasar AKON (Asosiasi Klithikan Onthel Nusantara). Yogya memang paling bisa kalau bikin istilah...
Karena memang ini ajang pameran sepeda kuno, maka yang paling banyak dipamerkan adalah sepeda model lama yang masih terawat baik dan masih tetap enak digowes.
Perhatikan sepeda ini. Transmisi dayanya tidak menggunakan rantai tetapi dengan gear. Sepeda yang begini sudah langka dijumpai, pabriknyapun barangkali sudah kukut.
Sepeda ini juga aneh. Coba lihat planthangnya yang di depan sadel itu. Planthang itu bukan pipa masif melainkan berupa peer yang sangat elastik seperti shock breaker. Apalagi ditunjang peer di bawah sadel.Benar-benar membuat sang Onthelis nyaman saat touring....ckckckck...
Ini sepeda uji nyali. Orang yang takut pada ketinggian jangan coba naik sepeda custom begini. Terlebih untuk wanita jangan naik sepeda ini kalau hanya sebatas pakai rok...wakakakaka...
Atribut sebagai Onthelis juga banyak dijual saat bazar
Kampung wisata Dipowinatan juga ikut ambil bagian dalam ajang pameran sepeda onthel Yogyakarta ini, yaitu dengan memamerkan dokumentasi berupa photo kedatangan turis asing ke Dipowinatan. Nah, ke depan diharapkan tidak tertutup kemungkinan wisatawan domestik datang juga ke kampung Dipowinatan. Saat ini Dipowisata berkolaborasi dengan Mas Ari Paidjo yang profesinya jual-beli benda-benda antik terutama meuble antique. Dan ini kiranya selaras dengan orangnya yang memang sangat antique...wekekeke...
Sabtu malam diisi panggung kesenian untuk umum. Ada berbagai atraksi yang ditampilkan. Salah satunya adalah Pantomim asli Dipowinatan yang bernama Jemek Supardi berkenan memberikan aksinya yang sedang bernostalgia dengan sepeda tuanya.
Ada juga atraksi dansa dengan lagu nostalgia milik Koesplus, yaitu cubit-cubitan.
Yogya memang istimewa sampai Walikota Yogya pun bersedia berjoget saat malam kesenian.
Dan terakhir dilanjutkan dengan potong tumpeng yang kemudian diserahkan kepada Bapak Prabukusumo. Potong tumpeng ini ngiras-ngirus memperingati Serangan Oemoem 1 Maret 1949, jadi merupakan ulang tahunnya yang ke 62.
Pada saat Minggu pagi 27/2/2011 dilakukan kirab sepeda sehat dengan rute Beteng Vredeburg-Perempatan Gondomanan ke Selatan - Jl Bigjen Katamso-Pojok Beteng Wetan ke timur-Jl Taman Siswo dan berakhir di Taman Makam Pahlawan Semaki.
Saat kirab (pawai) inilah berbagai atribut pengendara sepeda dipamerkan berikut sepedanya. Ada yang berdandan ala Ir. Soekarno, Moch Hatta, Prajurit Belanda, Pakaian Tempo Doeloe dan sebagainya. Komunitas sepeda onthel ini merupakan dukungan nyata rakyat cilik pada Pemkot Yogya yang telah mencanangkan "Segosegawe (Sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe)." Ini benar-benar merupakan atraksi wisata yang menarik dan menyehatkan, bebas polusi dan lebih dari itu membuat Yogya semakin Istimewa, bukankah begitu? Hehehehee....
Komentar
Posting Komentar