Started to become entrepreneurs
(Mari Merawani Sebuah Usaha)
Meskipun pejabat tidak suka baca koran, tidak buka facebook maupun blogger karena tidakgaul tetapi sibuk ngelencer sehingga mereka ketinggalan berita bahwa nilai rupiah menguat terus, laba BRI naik 22,28%, tidaklah menjadi soal, yang penting seorang teman lamaku, Dewi Yoedono membeli 4 ekor ayam pressto dengan 2 macam rasa, yaitu bakar dan goreng serta minta di antar kerumahnya, dengan ringan kamipun mengantarnya, seringan kepak sayap ayam presstoku. Lebay banget bukan? Se-lebay judul yang kutulis di atas. Maksudku biar Losta Masta, artinya biar hidup menjadi lebih hidup.
1.Langkah Awal yang Sulit
Membuka usaha ayam pressto merupakan langkah majuku dari sekian puluh langkah yang sudah kutempuh. Dengan kemajuan setapak ini pula kami bisa sedikit melupakan produktivitas DPR yang masih rendah. Coba dari 70 RUU baru 7 RUU yang disetujui untuk disahkan, belum rekor mbolosnya yang cukup tinggi, sungguh tidak sebanding dengan fasilitas maupun gaji yang mereka tuntut. Sampai seorang Pong Harjatmo bukan hanya naik pitam tetapi naik gedung DPR dengan menuliskan coretan Jujur Adil Tegas. Lantas apakah hari nurani mereka tergerak? Silahkan bertanya pada rumput yang bergoyang...
Oleh karena itu, daripada ngoyoworo memikirkan negoro,yang ternyata masih saja bikin rakyat sengsoro, marilah kita memikirkan usaha kita sendiri yang telah kita mulai dengan langkah-langkah kecil. Namun perlu diingat,ini bukanlah suatu manifestasi dari keegoisan kami sebagai rakyat cilik,bukan jua merupakan apatisme kami lantaran pejabat yang belum bisa mengentaskan kemiskinan kami, tapi ini merupakan pengejawantahan gerak dari hati nurani kami untuk mentas dari kemiskinan yang masih membelit kami. Lho, apakah aku masih miskin? Yang jelas, kami juga tidak kaya! Namun kalau kita berhasil mentas atas usaha sendiri, tanpa bimbingan maupun pinjaman modal (karena tidak punya jaminan),rasanya jauh lebih puas, mandiri, dan mentes.Meski kecil, tetapi ada kebanggaan. Bangga karena kecil sekecil kancil tetapi bernyali jenderal, dari pada gedhe, segedhe gajah tetapi tetap sebagai gajah pekerja yang suka nyaman di zone mapan perusahaan besar. Sering saya mendengar bahwa orang yang sudah merasa nyaman di perusahaan besar, cenderung malas untuk membuka usaha sendiri. Mudah2 an kita bisa mematahkan sangkaan demikian, semoga.
Kalau saya bisa melangkah dalam karya, tentu anda jauh lebih bisa. Langkah kami dalam menjalankan ayam pressto adalah langkah kecil, persoalan yang muncul kemudian adalah tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan untuk menambah lebar langkah kita. Bukankah anda tetap mudik dari Jakarta ke daerah asal meski jalanan masih belum mulus? Pepatah untuk mendukung langkah awal kita juga sudah ada, tiada rotan, akarpun jadi, tetapi mengapa anda masih juga menunggu rotan? Mengalir sajalah seperti air, demikian Sang Maestro Gesang melantunkan Bengawan Solo nya yang mengalir sampai jauh.Falsafah air mengalir serasa sungguh sangat pas bagi kami untuk mengawali usaha ayam pressto. Kalau ada rintangan tentu akan diterjang apabila kuat, tetapi kalau tidak mampu ya belok pada solusi yang sesuai kemampuan kita.
Lihat iklan BNI di TV, setiap orang punya potensi...Nah sudah saatnya anda memperhatikan potensi diri sendiri karena Usaha bisa dimulai dari potensi hobby, kesenangan, minat yang melekat pada diri anda. Saya mempunyai seorang teman, Joty Atmajaya (maaf ini belum konfirmas, tapi mudah-mudahan benar) yang diterbangkan ke berbagai daerah bahkan luar negeri berkat ikan cupang, ada juga seorang rekan (Koh Ahin) yang kecanduan pada burung lantas menjadi juri dalam berbagai lomba burung berkicau. Bahkan seorang familiku, Mas Tata karena minatnya pada burung sriti/walet sedari kecil dan sangat mengerti akan perilaku burung tersebut, sekarang dia sudah dipanggil ke Kalimantan dan Bali sebagai pakar pembuatan rumah walet. Tidak usah yang besar,mulailah dari yang kecil yang ada pada diri anda. Tidak hanya small is beautiful, tetapi small is usefull.
2. Langkah berikutnya, modal datang sendiri
Pengusaha bukanlah mata duitan, tetapi lebih kepada orang yang bisa menangkap peluang. Coba simak lagunya Koes Plus, gantilah kata penyanyi menjadi pengusaha ,syairnya sebagai berikut :
Siapa bilang siapa bilang sayang
Penyanyi mata duitan,bukan
Penyanyi punya tujuan sayang
Menghibur semua orang
Siapa orang yang tak senang sayang
Suara melayang-layang merdu
Siapa yang mendengarkan sayang
Hatinya bergoyang-goyang
Reff:
Memang benar penyanyi butuh uang
Perlu sandang perlu pangan
Makan kenyang tak kedinginan
Penyanyi legendarisku itu benar dan gamblang dalam menyampaikan pesannya. Sebagai pengusaha kitapun butuh uang untuk sandang,papan dan pangan tetapi bukan lantas over menjadi mata duitan dan matre. Kalau kita kembali ke kitah, tujuan pengusaha adalah menangkap peluang yang ada dan meminta orang lain untuk mengerjakannya. Dan ukuran sukses sebagai pengusaha tidaklah dibuat yang muluk-muluk dahulu, sebatas usaha itu sudah break-even dan berputar, bagi saya itu sudah sukses.Untuk menjadi besar jauh lebih gampang. Namun yang paling krusial adalah langkah awal. Ibarat komputer, saat baru dinyalakan itulah yang paling krusial, yaitu saat listrik mengalir ke power supplay dan kemudian motherboard terus booting. Kalau proses itu sudah dilewati, tinggalah kita membina relasi, dan percaya pada Tuhan,nanti modal datang sendiri. Analogikanya sederhana,semakin hari bank bank pemerintah kelebihan likuiditas, mereka susah menjual kredit karena mayarakat tidak siap menerimanya, hanya anda sebagai pengusahalah yang siap menerimanya, simple bukan?
Kesimpulan.
Pada akhirnya, senada dengan nasihat : lebih baik anda sholat sekarang daripada disholatkan orang, maka saya menekankan : lebih baik anda segera membuka usaha sekarang daripada orang lain membukanya lebih dahulu.
Teriring salam buat temanku Sahid Rahman, yang dengan modal minim, pengalaman minim tetapi berani bertindak mengambil resiko menjadi suplaier ikan laut. Saya hanya bisa memberimu semangat, meminjami buku buku yang menggugah motivasimu dan share pengalaman, salam sukses kawan.
Para pembaca yang budiman, alangkah lebih afdol kalau anda bersedia memberikan komentar yang membangun atau justru share pengalaman dalam membuka usaha baru, kami tunggu dan salam super.
Ir. Agustinus Hanung Sudibyono,
Praktisi Manajemen
Meskipun pejabat tidak suka baca koran, tidak buka facebook maupun blogger karena tidakgaul tetapi sibuk ngelencer sehingga mereka ketinggalan berita bahwa nilai rupiah menguat terus, laba BRI naik 22,28%, tidaklah menjadi soal, yang penting seorang teman lamaku, Dewi Yoedono membeli 4 ekor ayam pressto dengan 2 macam rasa, yaitu bakar dan goreng serta minta di antar kerumahnya, dengan ringan kamipun mengantarnya, seringan kepak sayap ayam presstoku. Lebay banget bukan? Se-lebay judul yang kutulis di atas. Maksudku biar Losta Masta, artinya biar hidup menjadi lebih hidup.
1.Langkah Awal yang Sulit
Membuka usaha ayam pressto merupakan langkah majuku dari sekian puluh langkah yang sudah kutempuh. Dengan kemajuan setapak ini pula kami bisa sedikit melupakan produktivitas DPR yang masih rendah. Coba dari 70 RUU baru 7 RUU yang disetujui untuk disahkan, belum rekor mbolosnya yang cukup tinggi, sungguh tidak sebanding dengan fasilitas maupun gaji yang mereka tuntut. Sampai seorang Pong Harjatmo bukan hanya naik pitam tetapi naik gedung DPR dengan menuliskan coretan Jujur Adil Tegas. Lantas apakah hari nurani mereka tergerak? Silahkan bertanya pada rumput yang bergoyang...
Oleh karena itu, daripada ngoyoworo memikirkan negoro,yang ternyata masih saja bikin rakyat sengsoro, marilah kita memikirkan usaha kita sendiri yang telah kita mulai dengan langkah-langkah kecil. Namun perlu diingat,ini bukanlah suatu manifestasi dari keegoisan kami sebagai rakyat cilik,bukan jua merupakan apatisme kami lantaran pejabat yang belum bisa mengentaskan kemiskinan kami, tapi ini merupakan pengejawantahan gerak dari hati nurani kami untuk mentas dari kemiskinan yang masih membelit kami. Lho, apakah aku masih miskin? Yang jelas, kami juga tidak kaya! Namun kalau kita berhasil mentas atas usaha sendiri, tanpa bimbingan maupun pinjaman modal (karena tidak punya jaminan),rasanya jauh lebih puas, mandiri, dan mentes.Meski kecil, tetapi ada kebanggaan. Bangga karena kecil sekecil kancil tetapi bernyali jenderal, dari pada gedhe, segedhe gajah tetapi tetap sebagai gajah pekerja yang suka nyaman di zone mapan perusahaan besar. Sering saya mendengar bahwa orang yang sudah merasa nyaman di perusahaan besar, cenderung malas untuk membuka usaha sendiri. Mudah2 an kita bisa mematahkan sangkaan demikian, semoga.
Kalau saya bisa melangkah dalam karya, tentu anda jauh lebih bisa. Langkah kami dalam menjalankan ayam pressto adalah langkah kecil, persoalan yang muncul kemudian adalah tantangan yang harus dihadapi dan dipecahkan untuk menambah lebar langkah kita. Bukankah anda tetap mudik dari Jakarta ke daerah asal meski jalanan masih belum mulus? Pepatah untuk mendukung langkah awal kita juga sudah ada, tiada rotan, akarpun jadi, tetapi mengapa anda masih juga menunggu rotan? Mengalir sajalah seperti air, demikian Sang Maestro Gesang melantunkan Bengawan Solo nya yang mengalir sampai jauh.Falsafah air mengalir serasa sungguh sangat pas bagi kami untuk mengawali usaha ayam pressto. Kalau ada rintangan tentu akan diterjang apabila kuat, tetapi kalau tidak mampu ya belok pada solusi yang sesuai kemampuan kita.
Lihat iklan BNI di TV, setiap orang punya potensi...Nah sudah saatnya anda memperhatikan potensi diri sendiri karena Usaha bisa dimulai dari potensi hobby, kesenangan, minat yang melekat pada diri anda. Saya mempunyai seorang teman, Joty Atmajaya (maaf ini belum konfirmas, tapi mudah-mudahan benar) yang diterbangkan ke berbagai daerah bahkan luar negeri berkat ikan cupang, ada juga seorang rekan (Koh Ahin) yang kecanduan pada burung lantas menjadi juri dalam berbagai lomba burung berkicau. Bahkan seorang familiku, Mas Tata karena minatnya pada burung sriti/walet sedari kecil dan sangat mengerti akan perilaku burung tersebut, sekarang dia sudah dipanggil ke Kalimantan dan Bali sebagai pakar pembuatan rumah walet. Tidak usah yang besar,mulailah dari yang kecil yang ada pada diri anda. Tidak hanya small is beautiful, tetapi small is usefull.
2. Langkah berikutnya, modal datang sendiri
Pengusaha bukanlah mata duitan, tetapi lebih kepada orang yang bisa menangkap peluang. Coba simak lagunya Koes Plus, gantilah kata penyanyi menjadi pengusaha ,syairnya sebagai berikut :
Siapa bilang siapa bilang sayang
Penyanyi mata duitan,bukan
Penyanyi punya tujuan sayang
Menghibur semua orang
Siapa orang yang tak senang sayang
Suara melayang-layang merdu
Siapa yang mendengarkan sayang
Hatinya bergoyang-goyang
Reff:
Memang benar penyanyi butuh uang
Perlu sandang perlu pangan
Makan kenyang tak kedinginan
Penyanyi legendarisku itu benar dan gamblang dalam menyampaikan pesannya. Sebagai pengusaha kitapun butuh uang untuk sandang,papan dan pangan tetapi bukan lantas over menjadi mata duitan dan matre. Kalau kita kembali ke kitah, tujuan pengusaha adalah menangkap peluang yang ada dan meminta orang lain untuk mengerjakannya. Dan ukuran sukses sebagai pengusaha tidaklah dibuat yang muluk-muluk dahulu, sebatas usaha itu sudah break-even dan berputar, bagi saya itu sudah sukses.Untuk menjadi besar jauh lebih gampang. Namun yang paling krusial adalah langkah awal. Ibarat komputer, saat baru dinyalakan itulah yang paling krusial, yaitu saat listrik mengalir ke power supplay dan kemudian motherboard terus booting. Kalau proses itu sudah dilewati, tinggalah kita membina relasi, dan percaya pada Tuhan,nanti modal datang sendiri. Analogikanya sederhana,semakin hari bank bank pemerintah kelebihan likuiditas, mereka susah menjual kredit karena mayarakat tidak siap menerimanya, hanya anda sebagai pengusahalah yang siap menerimanya, simple bukan?
Kesimpulan.
Pada akhirnya, senada dengan nasihat : lebih baik anda sholat sekarang daripada disholatkan orang, maka saya menekankan : lebih baik anda segera membuka usaha sekarang daripada orang lain membukanya lebih dahulu.
Teriring salam buat temanku Sahid Rahman, yang dengan modal minim, pengalaman minim tetapi berani bertindak mengambil resiko menjadi suplaier ikan laut. Saya hanya bisa memberimu semangat, meminjami buku buku yang menggugah motivasimu dan share pengalaman, salam sukses kawan.
Para pembaca yang budiman, alangkah lebih afdol kalau anda bersedia memberikan komentar yang membangun atau justru share pengalaman dalam membuka usaha baru, kami tunggu dan salam super.
Ir. Agustinus Hanung Sudibyono,
Praktisi Manajemen
Nung, selamat yo atas usaha barumu... Salut sudah berani memulai, jangan takut rugi dan jangan takut tidak laku... selalu ada jalan bagi orang yang mau berusaha. Percayalah rejeki sudah diaturNya. Semoga sukses dan ojo lalu mouth to mouth promotion sangat ampuh untuk memajukan usaha, maka saya tidak keberatan dijadikan kelinci percobaan menguji organoleptik ayam pressto mu mengko tak sebar2 ke kalau ayam buatanmu... NUMERO UNO! (koyo iklan kopi nang TV kae)
BalasHapusThanks berat Joty, ntar kalo pas terbang ke Yogya kita icip-icip biar tau tastenya bagaimana, sekalian aku meh konsultasi kalau di frozen sebelum goreng terus dikirim keluar kota prosedur dan pengemasane pie sing pas, sebab sudah kita frozen sebulan lebih terus digoreng ternyata taste tidak berubah. GBU Full Joty...
BalasHapus