Saat ini tidak mudah mendekati Merapi karena disamping sangat berbahaya bagi diri sendiri (ancaman awan panas alias wedhus gembel), juga dijaga oleh TNI dimana tidak semua orang boleh masuk mendekat kecuali anda menunjukkan kartu pers dan minimal berdua dengan motor yang selalu harus menyala dihadapkan ke arah Yogya (siap lari manakala wedhus gembel mendekat), membawa HT (handy talky), radio komunikasi yang memantau wedhus gembel real time. Alternatif lain adalah melewati jalan tikus (tanpa sepengetahuan TNI), berdua dengan motor yang selalu menyala dan membawa HT. Syarat utama yang lain, langit harus cerah sehingga pergerakan wedhus gembel terlihat jelas secara visual, tanpa syarat utama ini, jangan mendekat.
|
Jln menuju ke arah Cangkringan |
|
Kondisi cerah, anak desa sekitar masih bisa melihat dengan tenang |
|
Kali Kuning, pohon kelapa kelihatan pendek karena teruruk batu dan pasir |
|
Kali Kuning penuh materal vulkanik |
|
Jembatan kali Kuning mampet penuh material vulkanik. Kondisi normal permukaan air sampai atas jembatan sedalam 10 m, sekarang sisi kirinya penuh |
|
Jembatan tak bisa dilewati karena airnya luber dan material vulkanik rata dengan tanggul |
|
Kali kuning penuh material vulkanik |
|
Masjid di kampung Mbah Maridjan, tetapi ini bukan masjid yg sering dipakai sholat Mbah Maridjan |
|
Jl.kampung Cangkringan tampak gersang akibat terjangan wedhus gembel |
|
Semua pohon tumbang membelakangi Merapi karena arah awan panas dari Merapi |
|
Merapi lagi memasak lava |
|
Pohon bertumbangan mengarah ke Yogya |
|
Mobil APV tinggal bangkai |
|
Bekas rumah ada yang tersapu bersih |
|
Rumah hancur, tak ada beda dengan gempa |
|
Atap rumah diturunkan paksa oleh wedhus gembel |
|
Kondisi dalam mobil APV, dasboard dan jok meleleh habis |
|
Coba hitung ada berapa sepeda motor yang dimakan wedhus |
|
Kalau sapi hendak ditukar pemerintah, kalau motor dan mobil? |
Komentar
Posting Komentar