Gaya hidup yang kupilih
Setiap orang yang hidup didunia ini mesti punya gaya hidup (life style) sendiri-sendiri. Ada yang bergaya hidup miskin, ada yang bergaya hidup kaya dan ada yang bergaya hidup hemat. Menurut definisi saya, orang yang bergaya hidup miskin adalah orang yang suka boros dan tanpa sadar membayar sesuatu yang tidak perlu hingga membuat dia tidak bisa menjadi kaya. Contohnya, tahu bahwa tagihan listrik itu paling telad tanggal 20 setiap bulan, tetapi dia memilih terkena denda karena membayarnya mesti lebih dari tanggal 20. Bayar pajak kendaraan (STNK) juga selalu terlambat, padahal sudah tertera gamblang di plat nomor kendaraannya yang setiap saat setia mengantarnya. Bahkan kegemerannya menggesek kartu kredit juga menyebabkan dia kena denda Rp 75.000 per bulan karena selalu terlambat melunasi tagihan kartu kredit. Belum lagi saat mencuci mobil saat dia sok rajin, membiarkan air mengalir melimpah dari kran sementara dia lagi asyik mengelap body mobilnya, itulah mengapa dia membayar air PDAM lebih banyak. Bayar pajak bumi dan bangunan (PBB) yang muncul setahun sekali juga terlambat. Heran, ada saja orang yang sedemikian slordeh.
Kalau saya cenderung memilih gaya hidup hemat supaya menjadi cepat kaya. Tolong dibedakan pelit dengan hemat. Hemat saya definisikan sebagai membayar sesuai dengan yang seharusnya. Sebagai contoh saja, saya lebih cocok menghidupkan lampu listrik yang diperlukan saja dan seluruh lampu saya ganti dengan yang berjenis save energy, di rumah saya tidak ada lampu neon model lama yang masih menggunakan trafo itu. Lampu teras baru menyala saat azan Mahgrib dan begitu saya bangun jam 05.00 pagi langsung saya matikan. Pada malam hari pun hanya lampu panjeran saja yang menyala. Bayar tagihan listrik pun selalu saya lakukan sebelum tanggal 20, apalagi sekarang semakin mudah melakukan pembayaran listrik secara online, kenapa mesti telad?
Supaya pemakaian listrik menjadi hemat gantilah komputer PC Standalone menjadi laptop, aturlah pembantu melakukan seterika baju apabila sudah menumpuk bukannya setiap saat, matikanlah TV mulai jam 18.00 sampai jam 21.00 supaya suasana tenang untuk belajar. Saat anak belajar kita bisa menemani dengan membuka kitab suci. Saya pernah diskusi dengan tetangga yang tagihan listriknya mencapai Rp 180.000 sampai Rp 200.000 per bulan. Padahal kapasitasnya sama dengan rumah saya yaitu 900 Watt, peralatan rumah tangga standardlah ada kulkas, tv sama-sama 29 in, seterika, pompa air dan rice cooker. Bedanya dia menggunakan lampu TL 20 watt dua buah menyala hampir sepanjang hari dan komputer dengan CPU serta monitor, sedangkan kami menggunakan lampu hemat energi dan laptop, per bulan hanya bayar Rp 80.000 - Rp 90.000. Biaya yang kami keluarkan untuk listrik hanya separonya... Dan lebih heran lagi, sampai saat ini keadaan rumah tetangga saya itu juga belum berubah, masih boros listrik seperti kemarin. Manusiawi bukan? Tapi banyak orang yang seperti ini...
Saat saya pergi ke kantor karena hanya dekat, tidak setiap saat menggunakan mobil, dengan motor pun hanya diperlukan waktu 10 menit dari rumah. Bahkan saya masih bermimpi untuk menggunakan sepeda (segosegawe = sepeda dienggo sekolah lan nyambut gawe). Soal pembayaran STNK mobil dan motor sudah tercatat rapi di kalender, dan sebulan sebelumnya kita sudah tahu bahwa besok bulan depan harus bayar pajak kendaraan.
Untuk menjaga kesehatan saya lebih sering sangu makan siang. Dalam hal ini saya sangat beruntung karena mempunyai istri yang siap membuatkan bekal dimana minyak gorengnya terjamin sehat dan tidak menggunakan moto (penyedap rasa). Istri saya tahu bahwa saya lebih menyukai banyak sayur (makanan berserat) dari pada daging. Bahkan kadang-kadang diberi sangu jus buah. Kita harus selalu ingat bahwa kesehatan itu sekarang mahal harganya. Oleh karena itu pola makan sehat harus kita paksakan supaya menjadi kebiasaan untuk kita.
Kepada anak-anak kita juga sebaiknya care soal sikat gigi. Usahakan sebelum tidur dipaksa sikat gigi dan sesudah sarapan harus sikat gigi. Hasilnya tentu anda sekeluarga jarang pergi ke dokter gigi. Buatlah dokter gigi tidak laku!
Soal internetan tidak usah memaksakan diri membeli smartphone demi untuk menggaya atau hanya sekedar hendak membuka Facebook. Kita bisa menghemat dengan membeli modem yang memberikan layanan unlimited hanya dengan Rp 50.000 per bulan. Jangan kawatir, modem seperti itu saat connect ke internet via Facebook ternyata cukup cepat juga untuk main game Ninja Saga oleh anakku saat hari libur.
Kiranya masih banyak contoh lain yang bisa anda peroleh dan perhatikan dalam kehidupan sehari-hari anda. Mulai sekarang berhematlah bila anda menginginkan kaya, karena ada pepatah hemat pangkal kaya, benar bukan? Selamat mencoba...
Kalau saya cenderung memilih gaya hidup hemat supaya menjadi cepat kaya. Tolong dibedakan pelit dengan hemat. Hemat saya definisikan sebagai membayar sesuai dengan yang seharusnya. Sebagai contoh saja, saya lebih cocok menghidupkan lampu listrik yang diperlukan saja dan seluruh lampu saya ganti dengan yang berjenis save energy, di rumah saya tidak ada lampu neon model lama yang masih menggunakan trafo itu. Lampu teras baru menyala saat azan Mahgrib dan begitu saya bangun jam 05.00 pagi langsung saya matikan. Pada malam hari pun hanya lampu panjeran saja yang menyala. Bayar tagihan listrik pun selalu saya lakukan sebelum tanggal 20, apalagi sekarang semakin mudah melakukan pembayaran listrik secara online, kenapa mesti telad?
Supaya pemakaian listrik menjadi hemat gantilah komputer PC Standalone menjadi laptop, aturlah pembantu melakukan seterika baju apabila sudah menumpuk bukannya setiap saat, matikanlah TV mulai jam 18.00 sampai jam 21.00 supaya suasana tenang untuk belajar. Saat anak belajar kita bisa menemani dengan membuka kitab suci. Saya pernah diskusi dengan tetangga yang tagihan listriknya mencapai Rp 180.000 sampai Rp 200.000 per bulan. Padahal kapasitasnya sama dengan rumah saya yaitu 900 Watt, peralatan rumah tangga standardlah ada kulkas, tv sama-sama 29 in, seterika, pompa air dan rice cooker. Bedanya dia menggunakan lampu TL 20 watt dua buah menyala hampir sepanjang hari dan komputer dengan CPU serta monitor, sedangkan kami menggunakan lampu hemat energi dan laptop, per bulan hanya bayar Rp 80.000 - Rp 90.000. Biaya yang kami keluarkan untuk listrik hanya separonya... Dan lebih heran lagi, sampai saat ini keadaan rumah tetangga saya itu juga belum berubah, masih boros listrik seperti kemarin. Manusiawi bukan? Tapi banyak orang yang seperti ini...
Saat saya pergi ke kantor karena hanya dekat, tidak setiap saat menggunakan mobil, dengan motor pun hanya diperlukan waktu 10 menit dari rumah. Bahkan saya masih bermimpi untuk menggunakan sepeda (segosegawe = sepeda dienggo sekolah lan nyambut gawe). Soal pembayaran STNK mobil dan motor sudah tercatat rapi di kalender, dan sebulan sebelumnya kita sudah tahu bahwa besok bulan depan harus bayar pajak kendaraan.
Untuk menjaga kesehatan saya lebih sering sangu makan siang. Dalam hal ini saya sangat beruntung karena mempunyai istri yang siap membuatkan bekal dimana minyak gorengnya terjamin sehat dan tidak menggunakan moto (penyedap rasa). Istri saya tahu bahwa saya lebih menyukai banyak sayur (makanan berserat) dari pada daging. Bahkan kadang-kadang diberi sangu jus buah. Kita harus selalu ingat bahwa kesehatan itu sekarang mahal harganya. Oleh karena itu pola makan sehat harus kita paksakan supaya menjadi kebiasaan untuk kita.
Kepada anak-anak kita juga sebaiknya care soal sikat gigi. Usahakan sebelum tidur dipaksa sikat gigi dan sesudah sarapan harus sikat gigi. Hasilnya tentu anda sekeluarga jarang pergi ke dokter gigi. Buatlah dokter gigi tidak laku!
Soal internetan tidak usah memaksakan diri membeli smartphone demi untuk menggaya atau hanya sekedar hendak membuka Facebook. Kita bisa menghemat dengan membeli modem yang memberikan layanan unlimited hanya dengan Rp 50.000 per bulan. Jangan kawatir, modem seperti itu saat connect ke internet via Facebook ternyata cukup cepat juga untuk main game Ninja Saga oleh anakku saat hari libur.
Kiranya masih banyak contoh lain yang bisa anda peroleh dan perhatikan dalam kehidupan sehari-hari anda. Mulai sekarang berhematlah bila anda menginginkan kaya, karena ada pepatah hemat pangkal kaya, benar bukan? Selamat mencoba...
Komentar
Posting Komentar