Kita Berbeda Selera, Anakku.

Event : Cheer Leader
Pertama-tama yang jelas berbeda adalah usia. Katakan saja aku 50 tahun dia baru 17 tahun. Aku adalah bapaknya dan dia adalah anakku. Aku laki-laki dan dia perempuan, MP3 yang sering kuputerpun berbeda, saya suka Koes Plus, dia the Bagindas atau the Virgin atau band yang lain, tetapi okelah tidak akan saya cari perbedaan lebih jauh antara dia anakku dan diriku.Saya akan lebih fokus pada masalah belajar anakku, meski saya bukanlah seorang guru yang baik.

Metode belajar 
Hampir setiap kali ada ulangan umum, mulai dari kelas I SMA sampai dengan Klas III SMA, gaya model belajar gerubyukan, wayangan selalu saja diulang-terapkan pada anak perempuanku ini. Apakah ini gaya anak muda sekarang yang ingin serba instan, semalam kelar, pintar, begitukah?

Padahal saya selalu menasihati bahwa rumus belajar yang bapak pegang adalah @2 jam 2 kali sehari. Kalau pagi mulai dari jam 04.00 - 06.00 wib dan sore mulai jam 19.00 wib - 21.00 wib. Dan saya juga selalu katakan bahwa model ini sudah teruji dalam segala suasana Bapak/Ibu Guru, artinya kalau sang Guru mendadak mengadakan ulangan, saya sudah siap. Jarang bapak mendapat nilai dibawah 5 dengan model belajar seperti itu, atau tidak pernah malah...

Tapi apa jawabannya, jaman sudah berubah bapak. Dahulu bapak hanya satu bahasa, sekarang anakmu harus bilingual, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Disamping itu anakmu sangat sibuk nge-event, buat majalah sekolah, buat mading, panitia ultah sekolah, cheerleader, basket DBL, team yel-yel sampai-sampai tidak ada waktu lagi untuk belajar.

Rasanya dari jawabannya anakku itu pengin tak masukkan panci pressto biar empuk kepalanya. Jawabannya begitu galak tetapi sempit, sepihak, egois dan benar-benar mentah. Itulah anakku yang mewakili anak-anak sekarang. Padahal dia tahu bahwa tugas utama pelajar adalah belajar, dan bukannya nge-event. Dan setiap pulang sekolah telad mamanya juga selalu mengingatkan untuk belajar bukan menunda atau bahkan meninggalkan belajar.

Solusi : lari ke bimbel
Sehari setelah masuk Klas III SMA, begitu pulang sekolah langsung banting tas dimeja belajar trus duduk cemberut sambil mengomel "masak sekolah kog langsung Klas 3". Nah, dia baru sadar bahwa selama 2 tahun Klas 1 & 2 ini tak banyak pelajaran yang nyanthol di kepala. Rupanya dia mulai panik karena di Klas III sudah tidak diperbolehkan ikut nge-event dan harus konsentrasi belajar untuk menembus perguruan tinggi. Analogika itu benar tetapi tidak pener. Terang saja begitu karena selama 2 tahun pertama boleh dikata pelajaran di loss, di nomor-duakan, begitu menginjak klas 3 prioritasnya diubah, pelajaran sekolah nomor satu, inilah ketidak-peneran itu. Memangnya mudah melakukan swicth prioritas seperti itu? Ini bukan lampu listrik yang bisa di ON dan di OFF seketika,instan.

Dia lupa bahwa switch lampu listrik itu mekanis, berbeda dengan belajar yang membutuhkan otak dikepala dan bukan mekanis. Paribahasa jawa telah mengatakan "ngelmu iku kelakone kanthi laku". Ini tidak boleh dilanggar, 100% tidak bisa. Orang belajar itu tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, dan itu perlu proses, proses butuh waktu. Ibarat memasukkan air ke dalam botol, harus pelan-pelan, apabila digerojok maka airnya akan tumpah, tumpahan air itu ibaratnya orang kenthir.

Sebaiknya engkau makan dahulu anakku, setelah itu kita duduk dan mari kita bicara. Kukatakan bahwa waktu itu berjalan ajek, detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan seterusnya. Waktu yang telah berlalu waktumu untuk berlajar berjalan lambat, bahkan hampir berhenti, maka sekarang engkau harus mengejar waktu. Untuk melakukan pengejaran itu tidak cukup hanya dengan belajar di sekolah dan supaya belajarmu lebih terarah, maka solusi yang paling pas adalah ikut bimbingan belajar. Sekali lagi bapakmu harus mengeluarkan duit 3 jutaan untuk mengejar waktumu itu,tapi ini tidak mengapa, demi masa depan anak perempuanku. Dalam waktu 1 tahun penuh ini, tidak ada maaf (No excuse) dikau harus konsentrasi belajar di sekolah dan bimbel. Stop nge-event. Percaya sama bapak,dunia belum kiamat dan waktu masih bisa dikejar, paham?

Move on...anak perempuanku..

Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling