Bencana Kali Putih di Gempol, Salam, Magelang

Dusun Gempol, Salam, Magelang itu jaraknya sekitar 20 km dari puncak Merapi. Namun pada bencana primer saat erupsi Merapi November 2010 lalu cukup parah dikirim abu dan pasir Merapi dari atas, setebal 5 cm - 10 cm, kini bencana sekunder Merapi masih juga dikirim lahar dingin berupa pasir dan batu hingga setebal 1 m - 5m. Sudah begitu, pengiriman pasir dan batu (meski tidak pernah pesan) di antar sampai dalam rumah beserta batu-batunya, sangat tidak sopan. Dalam hal ini Merapi memang tidak mempunyai tatakrama alias nranyak. Dan lebih edan lagi, prediksi pengiriman ini sampai tiga (3) kali musim penghujan ke depan, berarti tiga tahun lagi. Apalagi ditunjang dengan pengaruh Lanina dimana hujan menjadi tidak menentu dengan intensitas tinggi, maka bersiap-siaplah warga Gempol untuk tetap dianiaya Merapi sehingga hidup mereka  akan menjadi sangat menderita tiada tara, dan tentunya pembaca tahu serta paham bahwa bencana begini identik dengan bencana ekonomi bukan? Ampun......




Coba dicatat dahulu kebutuhan bantuan apa saja yang sampiyan perlukan, sambil mbrebes mili air mata ini dan hati terasa diiris-iris melihat saudara kita yang tak henti terkena bencana. Oh Merapi kenapa engkau begitu kejam kepada kami... Bantuan dari pemerintah belum juga turun sejak 4 hari ini. Pengungsi di SDN Sriwedari sekitar 150 jiwa hidup dari sumbangan para dermawan. Demikian pula pengungsi yang ada di SDN Ngrajek I sebanyak 532 jiwa (157 KK) saat ini juga masih kapiran.






 Batu besar itu bergerak dari atas gunung Merapi sampai jalan Yogya - Magelang sejauh 20 km bukan nggelundung ataupun berguling, tetapi dengan erosi yang sangat hebat di bawahnya dengan suara yang berisik dan kemrosak batu itu bergeser dengan kalem ke bawah. Tempo hari saat di atas jalan raya batu tersebut telah didorong dengan Bacho Loader tetapi hanya roda rantainya saja yang muter kemutuk diatas aspal sementara batunya tidak bergeming sedikitpun. Kemudian dicoba ditarik dengan Escavator hasilnya ekor alat berat itu sampai njengking, batunya tetap diam...ternyata tenaga Merapi hebat banget bukan?


Pasir dan batu saya katakan sangat tidak sopan, jam 8 malem hendak tidur malah tempat tidurnya ketamuan pasir dan batu sampai ringsek,mau tidur bareng kale....


 Ruang tamupun tak luput dari lintasan sang pasir Merapi, sudah begitu meninggalkan sampah disitu...



 Pasir dan batu ini memang sangat liar, tidak mau lewat prosedur yang benar apalagi antri, tembok rumah saja dijebol, kayak maling saja....

Sumur saja diterjang dan diuruk sampai hanya kelihatan kerekan besi dan tiangnya, coba? Ini kan ngedhuknya lagi dadi kangelan toh....asem tenan.




Lebih edan lagi, penghuni rumahnya masak tidak dikasih space untuk berteduh, pasirnya memenuhi ruang sampai ke blandar, benar-benar kelewatan...







 Iso-isone batu masuk ke dalam rumah dan malah nongol lewat pintu belakang sajak ngejek yang punya rumah, spektakuler tenan iki.



Bukannya menurunkan harga cabe malah menurunkan atap rumah, engkau buang kemana hai Merapi?









Rupanya Merapi hendak baik hati,mau jadi suplaier toko besi dan material...khusus nganter pasir sampai ditempat...







Masjid sebagai tempat ibadah juga tidak luput dari banjir pasir, tanpa pandang bulu...




Rumah Pak Kadus Gempol pun tetap diterjang, tak peduli dia pejabat dusun, tetap saja disetori pasir dengan paksa dan gratis tis...







Barangkali Merapi puas kalau bisa membuat keadaan menjadi "bosah-baseh" seperti di atas. Jalan Yogya - Magelang ini sempat putus 3 hari dan baru Rabu 12/1/11 jam 00.00 WIB dibuka kembali setelah pasir dan batu setebal 5 m dipinggirkan. Mimpipun tidak akan terjadi bencana seperti ini...


Perhatikan batu dipinggir kali itu, lihat sajalah secara proporsional maka diperkirakan besarnya sepadan dengan mobil kijang.


Kalau pas tidak hujan dan banjir, sebenarnya kali Putih ini hanya kecil, tidak ada apa-apanya dengan kali Gendol, tetapi daya rusaknya bro....nggegirisi..





 Rumah yang hancur begini mah sudah pemandangan biasa di dusun Gempol. Ratapan dan tangisan tidak menyelesaikan masalah....hanya bisa bersyukur bahwa Merapi memberi rejeki pasir dan batu sampai dirumah, simple.





Sebenarnya ini adalah aliran liar dari kali Putih. Dari arah timur (arah dari Srumbung) kalinya berbelok ke utara baru menyeberang jalan di jembatan kecil Gempol itu, tetapi karena arusnya sangat deras, maka terjang saja lurus naik ke jalan, gampang kan?




 Batu-batu besar berserakan dimana-mana di dalam dusun Gempol. Bahkan rumah pendudukpun menjadi pendek karena disetori pasir dan batu, tinggal beli semen untuk membuat cor...wekekeke..








Ini adalah Pasar di dusun Gempol




Station BTS pun diporak-porandakan lahar dingin. Biar pemakai Black Berry kagak bisa buka situs porno dah...saat itu orang-orang pada kawatir karena towernya bergoyang-goyang diterjang banjir, jebul masih kuat menahan,hanya bergeser kandang panel box nya.

Battery kering penuh lumpur

Panel Box dari station BTS yang rusak



Escavator yang tidak bisa lari cepat pun disruduk lahar dingin terguling dan dipendem sekalian, sisan leh remuk,operatornya panik lari terbirit-birit dan terkencing-kencing....jangkrik!



Escavator di atas kasih kode sama operator Buldozer di seberang sana, hai....kita istirahat dulu...it's time for lunch!


Wis sak karepmu, aku meh leren ndhisik....capai deh...


Kesempatan berbisnis dalam setiap situasi selalu ada, pasar tiban untuk menjamu orang-orang yang penasaran dengan kali Putih, wisman volkano?



Makan mie ayam sambil berteduh


Saat kali Putih sedang kering begini ada saja anak dusun yang offroader di dasar sungai,coba kalau sedang banjir, berani uji nyali po?





 Alur kali liar yang dibuat kemarin dicoba ditutup supaya kembali berbelok ke jalur normal. Pertanyaannya, yang tidak normal itu kali Putihnya atau orangnya? Jelas genah cetho bahwa aliran air itu hukum alamnya akan bergerak dari tempat tinggi ke tempat rendah secara lurus, manusia memang aneh...sering membelokkan apapun demi kebutuhannya, bila perlu alam pun di lawan ya?











Padi siap panen malah diterjang banjir lumpur campur pasir. Merapi memang tidak pernah ingkar janji, petani juga dikasih rejeki....pasir dan pasir.







Inilah jembatan Gempol yang sebenarnya. Perhatikan baik-baik, kalinya itu hanya kecil dan jembatannya pun kecil, barangkali beritanya saja yang besar...ha..ha..









Perhatikan, pasir dan batu dipinggir jalan raya yang telah disingkirkan ke tepi itu lumayan tinggi dan ini sepanjang 800 m.







Satu sisi Merapi memberi rejeki. Buktinya sekarang penambangan pasir tidak perlu ke dasar sungai, bahkan dipinggir jalan pun bisa. Dan tak perlu harus menganthongi ijin galian C dari pemerintah karena ini sangat mendesak dan darurat 









Untuk antisipasi banjir lahar dingin yang sewaktu-waktu melanda pada waktu mendatang sudah seharusnya dan sebaiknya pemerintah memasang EWS (early warning system) di kali Putih. Disamping itu masyarakat segera diberi pengetahuan bahwa kalau terjadi mendhung peteng yang menggelantung di atas lereng Merapi,alias awan comulus nimbus apalagi disertai petir, maka dipastikan hujan lebat akan segera turun dan potensi banjir lahar dingin semakin besar. Nuwun.

Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling