Real Flood at Kali Putih Magelang

(Minggu,23/1) Team relawan dari Dipowisata yang hendak melakukan survai akhir ke Jumoyo berangkat dari Yogyakarta jam 11.30 wib. Team ini ada 4 orang yaitu Pak Sigit,Pak Hanung,Pak Joni dan Pak Martito.  Kita hendak memastikan posko Jumoyo yang hendak kita beri sembako,jas hujan dan senter hasil donasi masyarakat Indonesia di Cheko, yang rencana hendak diberikan besok hari Kamis 27 Januari 2011. Barangkali memang Tuhan mempunyai kehendak tertentu terhadap kami sehingga baru sampai di Salam ban belakang sepeda motor Pak Sigit bocor.  Kami sengaja naik sepeda motor dengan pertimbangan praktis bisa blusukan masuk daerah bencana dan meminimalkan resiko terkena banjir. Motor Pak Sigit terpaksa masuk bengkel dahulu karena ternyata harus ganti ban. 



Mengingat saat itu sudah waktunya untuk makan siang maka kita makan siang dahulu di pinggir jalan, berupa bekal ayam presto kremes yang dibawa Pak Hanung.


Setelah kendaraan Pak Sigit selesai diperbaiki,maka perjalanan ke Jumoyo dilanjutkan. Inilah kehendak Tuhan yang seharusnya terjadi. Kita sampai di Jumoyo sekitar jam 13.00 lebih sedikit. 

Pertama-tama kita menyambangi Posko Bencana dahulu yang ada di Jumoyo. Koordinasi bahan yang dibutuhkan dan sedikit tukar kawruh dalam menyikapi bencana ini.



Saat itu di Jumoyo, suasana masih tenang dan kita masih bisa melihat-lihat alat berat (Buldozer dan Escavator) yang sedang bekerja melakukan normalisasi kali Putih bersama dengan para ratusan pengunjung bencana di kawasan bantaran kali Putih.

Sisi barat jalan yg sudah terkikis, sesaat sebelum banjir


Mulai gerimis,lihat batu ada tanda tetesan hujan

Mandor alat berat meminta Buldozer naik ke darat

Sang mandor sudah teriak2 naik, operator ngeyel...



Puing rumah yang dijadikan posko


Namun menjelang jam 14.00 wib, informasi relawan dari puncak Merapi lewat Handy Talky (HT) mengatakan bahwa banjir besar sudah mulai turun ke bawah, saat itu kepala sang banjir posisinya sekitar 5 km dari Jumoyo. Jalur Yogya - Magelang segera ditutup demi keselamatan semua. Suasana menjadi buyar dan panik. Sirine berbunyi dan pengeras suara meminta Jumoyo disterilkan. 



Menjelang hujan lebat, suasan tintrim...
Angin bertiup kencang petir mulai hebat...
Jalan raya sudah steril, detik2 menunggu kepala banjir melewati jalan...

Hujan dengan cepat turun dengan deras dan disertai petir menyambar-nyambar, benar-benar nggegirisi...sepuluh menit kemudian pengeras suara menyampaikan bahwa banjir besar sudah mencapai 2 km dari Jumoyo. Benar, tidak terlalu lama dan tepatnya jam 14.20 wib air keruh bercampur pasir langsung memotong dan menerjang jalan raya Yogya -Magelang dengan kecepatan tinggi dan liar. Air lumpur pasir ini viskositasnya tinggi sehingga dengan entengnya membawa batu sebesar mobil, pohon kelapa, kawat srumbung cekdam dan sebagainya.








Banjir kali ini lebih besar dari pada banjir beberapa hari kemarin.Ratusan rumah di dusun Sirahan terendam air setinggi 5 m. Ada informasi beberapa orang terjebak banjir dan sedang dievakuasi. Sementara ada beberapa mobil terendam banjir dan sebuah Escavator yang sedang melakukan normalisasi juga diterjang banjir. 





Bagi pembaca yang tidak merasakan langsung performance banjir itu,bayangkan saja anda di station kereta api di kota kecil yang kelewatan (tidak berhenti) kereta express Argobromo atau Argolawu, bergemuruh, bergetar dan wus...wus...bablas keretane. Bergetar akibat benturan batu dengan batu yang mengalir dalam adukan lumpur material Merapi yang mempunyai viskositas (kekentalan) tinggi dan kecepatan (velocity) tinggi. Potong kuping saya kalau hati dan sekaligus nyali anda tidak ciut. Disitu terasa sekali betapa Maha KuasaNya Tuhan...
 

Pembatas arus saat pertama dipasang, masih dekat kali

Pembatas jalan diundur lagi

Pembatas ditarik menjauh dari luapan...

Lihat,lupan banjir sangat liar, radikal bebas!

Batu besar, pohon kelapapun diangkut...

Kecepatan terjangannya dan tenaganya begitu besar...

Jln raya tertutup lumpur setinggi 1 m

Batu sebesar mobil melompati jalan didorong banjir...

Gemuruh banjir di sisi timur jalan


Batu-batu besar bergelimpangan terbawa arus...

Kita menunggu moment pohon kelapa tumbang je...

Bonggol pepohonan pun enteng dibawa lari...

No.1 adalah jalur kali Putih lama, No 2 jalur baru (lurus ke jalan raya)

Setelah 1,5 jam air mulai surut...

Pertigaan belokan, tanggul pun diterjang gampang...

Batu-batu dan sampah ditinggal begitu saja


Sempat mejeng dgn latar pertigaan kali putih

Mengamati banjir di sebelah barat jalan raya (jalur baru)

Bongkahan batu ditinggal begitu saja di tengah jln raya, eduan!


Ini jalan raya Bro...silahkan lewat kalau emang jago...

Badan jalan raya jadi grojogan gaya kali putih

Pohon kelapa yang terkikis

Corcoran cekdam sepanjang 5 m dibawa dari atas hingga menyeberang jln raya, jauh dari atas puncak Merapi...

Kehendak Tuhan yang lain adalah bahwa saya memparkir kendaraan pada petugas yang dekat dengan luberan kali Putih, sehingga saat banjir dikawatirkan mulai meninggi, seluruh motor yang tengah diparkir (termasuk motor saya) dievakuasi ke lain tempat yang lebih aman.Padahal motor saya kunci stang, akibatnya oleh petugas parkir kunci stang motor saya dirusaknya demi memudahkan evakuasi. Akibatnya saat hendak pulang saya harus memasukkan motor ke bengkel dahulu untuk mengganti kunci kontak karena motor menjadi tidak bisa distater. Ini resiko peliputan berita... 

Dinikmati saja, abis hujan2an 3 jam masih nunggu service motor...

Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling