Borobudur Temple
Cara Memasuki Candi
Masuk Candi Borobudur lewat pintu timur lalu mengelilingi candi searah jarum jam dengan menempatkan candi di sisi bahu kanan kita sebanyak 3 kali.
Tradisi Buddhis ini disebut pradaksina yang menandakan penghormatan terhadap candi. Tiga putaran bisa dilakukan di setiap tingkatan atau di dasar candi.
Filosofi Candi Borobudur
Borobudur adalah simbol kebangkitan (awakening), perjalanan pencerahan manusia yang digambarkan melalui kisah perjalanan spiritual pemuda yang bernama Sudhana. Kisah berakhir pada fragmen Bhadracari di mana Samantabhadra memberi wejangan kepada Sudhana. Ketika kepala pemuda kaya raya tersebut disentuh oleh Samantabhadra, Sudhana memperoleh tingkat pencapaian samadhi tertinggi. Pada akhirnya, Sudhana mencapai pencerahan tertinggi tentang kebenaran sejati.
Kisah itu menggambarkan kebangkitan batin dari insan manusia melalui proses penyempurnaan hati yang baik dan kebijaksanaan. Proses penyempurnaan hati yang baik dan kebijaksanaan (paramita) diwujudkan melalui relief lalistavistara, avadana dan jataka.
Sedangkan disisi yang lain, filsafat yang melandasi pelaksanaan proses penyempurnaan dalam aliran tantrayana diwujudkan melalui relief gandavyuha dan bhadracari. Melalui penempatan arca-arca pancatathagata sebagai simbol praktek tantra, yang menyerupai pagar, maka dapat diperkirakan bahwa candi Borobudur lebih menitik-beratkan kepada ajaran tantrayana
Masuk Candi Borobudur lewat pintu timur lalu mengelilingi candi searah jarum jam dengan menempatkan candi di sisi bahu kanan kita sebanyak 3 kali.
Tradisi Buddhis ini disebut pradaksina yang menandakan penghormatan terhadap candi. Tiga putaran bisa dilakukan di setiap tingkatan atau di dasar candi.
Filosofi Candi Borobudur
Borobudur adalah simbol kebangkitan (awakening), perjalanan pencerahan manusia yang digambarkan melalui kisah perjalanan spiritual pemuda yang bernama Sudhana. Kisah berakhir pada fragmen Bhadracari di mana Samantabhadra memberi wejangan kepada Sudhana. Ketika kepala pemuda kaya raya tersebut disentuh oleh Samantabhadra, Sudhana memperoleh tingkat pencapaian samadhi tertinggi. Pada akhirnya, Sudhana mencapai pencerahan tertinggi tentang kebenaran sejati.
Kisah itu menggambarkan kebangkitan batin dari insan manusia melalui proses penyempurnaan hati yang baik dan kebijaksanaan. Proses penyempurnaan hati yang baik dan kebijaksanaan (paramita) diwujudkan melalui relief lalistavistara, avadana dan jataka.
Sedangkan disisi yang lain, filsafat yang melandasi pelaksanaan proses penyempurnaan dalam aliran tantrayana diwujudkan melalui relief gandavyuha dan bhadracari. Melalui penempatan arca-arca pancatathagata sebagai simbol praktek tantra, yang menyerupai pagar, maka dapat diperkirakan bahwa candi Borobudur lebih menitik-beratkan kepada ajaran tantrayana
Pembagian Candi Borobudur menjadi kama-dhatu, rupa-dhatu, arupa-dhatu tidak relevan karena pembagian ini hanya menggambarkan penggolongan alam kehidupan menurut kosmologis buddhis yang tidak bisa menjelaskan keberadaan simbol simbol tantrayana dan mandala. Karena itu, teori interpretasi yang paling direkomendasi adalah tori de casparis yang membagi Borobudur ke dalam 10 tingkatan Bodhisattva.
Akhir kata bisa disimpulkan bahwa Borobudur adalah perwujudan realisasi pencerahan seorang manusia yang berusaha menyempurnakan kebajikan dan kebijaksanaan yang dirangkum ke dalam relief-relief dan arca-arca menjadi satu candi.
|
Sumber :www.konservasiborobudur.org
Komentar
Posting Komentar