Mudik

1. Makna

Mudik adalah balik ndeso, pulang kampung saat lebaran. Ini adalah tradisi khas Indonesia. Dan semakin tahun tradisi ini semakin mengakar. Ini sebagai bukti bahwa tali persaudaraan itu masih kuat. Karena pada kenyataannya para pemudik rela mengeluarkan biaya mahal demi nilai kekerabatan ini. Pendeknya ngumpulke balung pisah itu not just only money. Di negara ini silaturahmi itu masih penting. Percaya atau tidak, ini merupakan potensi yang bisa menyelesaikan masalah sosial yang melilit rakyat kecil. Mudah-mudahan saja makna ini tidak bergeser dari tahun ke tahun, artinya mereka masih tetap menyempatkan diri untuk bertemu, bersilaturahmi dengan jalinan hati yang kuat dan tulus iklas, bukan lantas tidur dihotel dengan alasan praktis dan supaya tidak merepotkan famili. Sebab pada saat ajang berkumpul beberapa malam dalam satu rumah bisa terjadi transfer pengetahuan dan lebih mendekatkan tali persaudaraan.

2. Jumlah Pemudik

Tahun ini diperkirakan jumlah pemudik mendekati angka 20 juta orang. Orang sejumlah itu berpindah dari kota-kota metropolitan menuju ke pelosok kampung halaman. Dan ternyata jumlah itu sama dengan jumlah penduduk benua Australia. Sungguh sangat fenomenal dan sangat khas Indonesia, tradisional banget.

3. Dampak ekonominya

Tidak usah terlalu teoritis dengan dicek di Bank Indonesia, berapa dana yang masuk via bank. Karena data yang akan diperoleh itu bisa benar bisa juga tidak relevan bila mengingat bahwa pemudik itu belum banyak yang bank-minded. Tetapi kenyataannya berbagai tempat hiburan dikampung penuh pengunjung, berbagai warung penuh pembeli, berbagai pusat oleh-oleh kebanjiran order. Sebagai contoh, warung bakmi jawa di kampung saja bisa beromzet Rp 1 juta semalam sejak lebaran kedua, dan ini biasanya bertahan sampai beberapa hari, naik 5 kali lipat. Fantastis bukan? Benar juga kalau asumsinya sekitar Rp 100 trilyun habis dibelanjakan untuk lebaran, 60% untuk belanja ritel dan yang 40% untuk berbagai kebutuhan seperti transportasi, komunikasi, properti dan otomotif.