Kelapa sebagai obat
Seorang penjelajah dari jaman modern masuk ke dalam hutan Amazon di pedalaman Brazilia Utara yang jauh dari peradaban, berjuang melawan nyamuk yang mengganggu dan menyerang dari daerah payau setinggi lutut. Begitu ia bangun pagi sudah berkeringat dingin, demam mengganas diluar kendali, badan menggigil kedinginan, kekuatan melemah, dan hanya bisa terbaring lemah. Dengan tanpa obat atau dokter yang membantu dan hanya bisa mencari bantuan dari penduduk asli disana.
Kalau sudah demikian maka kesehatan dan bahkan nyawa sekalipun hanya tergantung dari ketrampilan tabib suku setempat. Tabib hanya memberikan pengobatan berupa bubur dari kelapa. Makanan ini diberikan setiap hari. Dibawah pengawasan tabib ini secara perlahan-lahan ia mendapatkan kekuatannya kembali sehingga ia bisa melanjutkan penjelajahannya.
Kisah di atas bukanlah cerita atau rekayasa, tetapi realita. Penduduk Amerika Selatan dan Tengah menganggap kelapa baik untuk makanan maupun obat. Kelapa membantu agar tetap sehat terhindar dari serangan malaria, sakit kuning dan penyakit tropis lainnya. Apabila anda bepergian di sepanjang pantai Somalia dan Ethiopia, maka orang-orang disitu akan memberi minyak kernel sawit untuk berbagai penyakit. Kalau anda ada di sebuah pulau di Karabia, atau ada di sebuah pulau karang di Lautan Pasifik atau di sepanjang pantai Asia Tenggara atau bahkan India, maka anda akan menemukan bahwa berbagai penyakit cukup diobati dengan minyak kelapa. Adaptasi yang bersifat simbioses mutualisme tidak bisa dipungkiri. Dimana saja ada tumbuh pohon kelapa, orang telah mempelajari dan memanfaatkan kelapa sebagai sumber makanan dan obat. Oleh karena itulah pohon kelapa dinamakan sebagai pohon kehidupan.
Komentar
Posting Komentar