Pengungsi Merapi terus meningkat

Letusan sejak jam 03.00 WIB (7/11/10) dini hari tadi material panas  (lava) mengarah ke kali Gendol dan kali Senowo. Ketinggian letusan mencapai 3 km. Dominan letusan 2010 ini  meluncur ke kali Gendol dan kali Senowo. Hal ini pulalah yang berpotensi menimbulkan bahaya sekunder (banjir lahar dingin) jika ada curah hujan di lereng Merapi di atas normal. Bahaya ini mengarah ke kali Gendol dan kali Senowo. Saat ini intensitas vulkanik Merapi masih tinggi. Suara gemuruh masih sering terdengar dengan radius 20 km dari puncak Merapi. Sejak meletus 26/10/10 gunung Merapi telah membuat kubah lava dengan diameter 200 m dan kini diperkirakan kubah itu meningkat radiusnya menjadi 400 m.

Siang ini pidato Presiden SBY saat mengunjungi pengungsi di Maguwoharjo menyatakan bahwa jumlah pengungsi seluruh korban erupsi Merapi yang meliputi wilayah Jawa Tengah dan DIY meningkat menjadi 283 ribu jiwa dan tersebar diberbagai tempat. Presiden mengajak kita semua untuk tetap kompak bahu-membahu membantu para korban erupsi Merapi. Presiden juga mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada seluruh pemerintah daerah, relawan, mahasiswa, dunia usaha, dan seluruh warga masyarakat yang membantu para korban erupsi Merapi. Disamping itu para pengungsi sendiri dimohon kesabarannya atas pelayanan pemerintah yang sampai saat ini sudah bekerja secara maksimal. Dikatakan juga bahwa ternak maupun bangunan yang rusak akibat erupsi nantinya akan diganti oleh pemerintah dengan taksiran harga yang layak. Presiden sempat juga menyinggung adanya sms tidak bertanggung jawab yang beredar pada masyarakat untuk tidak usah diperhatikan. Update informasi resmi datang dari pemerintah daerah yang sudah ditunjuk, dan setiap jam 17.00 wib akan memberikan siaran pers.

Justru kita menyayangkan tayangan media televisi yang seolah-olah Merapi meluluh-lantakan Kerajaan Mataram Hindhu dengan awan panasnya karena letusan yang maha dahsyat, ini tidak benar. Penelitian mengatakan bahwa Candi Borobudur terpendam endapan lahar dingin setelah ditinggalkan masyarakatnya pada waktu itu. Merapi sendiri umurnya masih relatif muda, yaitu sekitar 6000 tahun dan menurut catatan geologi belum pernah terjadi letusan besar seperti halnya Gunung Krakatau. Sehingga masyarakat Yogyakarta tidak usah panik dan exodus keluar dari Yogyakarta.

Dengan jumlah pengungsi yang begitu besar itu memang dibutuhkan kearifan, dibutuhkan komunikasi aktif dan tindakan taktis antar koordinator posko dalam rangka memeratakan berbagai sumbangan yang menumpuk. Namun kami yakin dengan berjalannya waktu, maka pemerataan itu akan terjadi, keseimbangan itu akan ada. Kalau nanti ada berita nasi bungkus menjadi basi karena tidak sempat didistribusi, itu lumrah. Pelayanan menjadi kedodoran itu juga hal yang wajar. Hanya harapan kita, kinerja demikian segera dievaluasi dan ditingkatkan supaya tidak terulang lagi. Memang dibutuhkan seorang strong leader yang mampu memimpin barak sebesar Maguwoharjo, taktis, cakap dan trengginas. The show must go on....

Secara khusus kita mengacungkan jempol kepada para relawan yang bahkan berani mempertaruhkan nyawa demi menolong sesama, yaitu korban erupsi Merapi. Perbuatan itu sungguh sangat terpuji, namun sebaliknya masih juga ada oknum yang mengaku sebagai relawan tetapi tega berbuat nista dengan menggiring 5 ekor sapi dan puluhan kambing (21 ekor) untuk dicuri. Untung aparat keamanan bertindak sigap sehingga 1 orang pencuri itu bisa ditangkap, 2 orang lagi lari sebagai buron karena berhasil lolos. Ada juga oknum yang mengambil/meminta sumbangan masker kemudian berdiri dipinggir jalan untuk menjualnya dengan harga @Rp 5000 per buah.

Sementara itu kita masih sangat prihatin atas kondisi para pengungsi mengingat kita belum tahu sampai kapan Merapi akan kembali normal. Rata-rata logistik pengungsi hanya cukup untuk 3 hari ke depan, sehingga masih banyak dibutuhkan donasi dan bantuan dari para dermawan. Pada umumnya pengungsi membutuhkan bantuan berupa peralatan MCK  berupa sikat gigi, sabun mandi, shampo, pakaian (dalam dan luar), handuk, pembalut wanita dan air bersih.  

Dari berbagai elemen masyarakat secara mandiri telah banyak yang membuat dapur umum untuk pengungsi. Dan dalam waktu dekat Dipo-wisata juga akan mencari donasi dan menyalurkannya pada yang berhak mengingat kita sudah berpengalaman pada saat gempa bumi Bantul tahun 2006 yang lalu. Bantuan kita rencanakan akan fokus pada  masalah sanitasi dan kebersihan diri pengungsi. Juga bantuan akan kita salurkan bukan pada pengungsi yang ada di Maguwoharjo tetapi kepada pengungsi yang tidak pernah disorot media karena biasanya lebih terlantar.

Pengungsi Merapi
Perjuangan hidup para pengungsi memang harus dibela. Dan sudah sepantasnya kalau kita membela perjuangan hidup mereka. Sekarang ini pembelaan kita berupa doa saja belumlah cukup, tetapi perlu tindakan kongkrit untuk membantu mereka, bukankah anda setuju? Masak kita kalah dengan Gunung Galunggung yang pada tahun 1984 berani mengirim debu ke Yogya dan sekarang sama Gunung Merapi balik mengirim debu gunung api ke Bandung, bukan hanya mengirim doa seperti anda....wekeke...

Selain menimbulkan banyak korban jiwa dan pengungsi, Merapi juga mulai memberi dampak buruk lainnya. Antara lain, sayur mayur yang dari segi jumlah secara signifikan dikirim ke Yogya dari daerah lereng Merapi seperti Muntilan, Sawangan, Blabak dll berhenti akibat rusak oleh abu gunung api, kini harga sayuran di Yogya naik dan relatif langka. Hukum ekonomi berlaku, harga kebutuhan yang berkaitan dengan pengungsi seperti selimut juga naik, pakaian dalam ganti harga. Bisnis is bisnis, dan ini sangat manusiawi bukan? Dahulu juga pernah terjadi saat gempa bumi Bantul tahun 2006 mulai menginjak fase renovasi rumah, harga bata merah melejit, langka dan mesti indent, harga semen sempat menanjak pada tingkat pengecer, harga pasir juga naik, harga bambu dan kayu untuk bangunan rumah menjadi mahal. Jangan dianggap ini tidak manusiawi, tetapi ini suatu kondisi yang logis dan lumrah. Simple saja! 

Dampak buruk yang lain adalah sifat korosif debu gunung api yang sangat tinggi sangat mengganggu kendaraan.  Rantai kendaraan menjadi lebih cepat aus dan korosif.  Oleh karena itu bagi anda yang berkendaraan bermotor dan pernah menerjang debu gunung api ini, cepat-cepat cuci bersih dengan air kendaraan anda sehabis menerjang debu gunung api yang pekat.

Demikian pula sebuah truck yang diparkir beberapa hari terkena debu tanpa bergerak menjadi mogok karena tromol roda dan kanvas rem lengket menjadi berkarat, dinamo stater juga berkarat. Untuk menghidupkannya harus ditarik dahulu dengan truck lain yang waras.









Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling