Tour de Dieng after Merapi erupts

Kali ini tamu, Pan Petr Novak dan Pani Radoslava Bednarova, kita ajak untuk melihat dampak letusan Merapi di Dieng. Berangkat dari Yogyakarta sekitar jam 08.00 WIB. Gara-gara semalam turun hujan maka sisa debu Merapi sudah menyingkir di tepi jalan raya Yogya -Borobudur-Dieng. 

Sebelum sampai Dieng, kita mampir dahulu di perkebunan teh Margosari baik untuk menikmati pemandangan yang sejuk dari kebun teh maupun mencicipi minuman teh Tambi. Sebagian teh disini ada yang diekspor ke Chekoslovakia dengan kemasan 50 kg (karungan).

Kebun Teh Margosari




Mengingat waktu sudah menginjak makan siang, maka sekalian kita makan soto babat yang hampir sama dengan makanan nasional orang Cheko, yaitu arstkova polevka.

Kita sempat juga berhenti di gardu pandang Kejajar untuk melihat panorama yang indah dari atas bukit. Diseberang bawah kelihatan bukit-bukit ditanami ladang kenthang dan sayur-sayuran kelihatan subur menghijau. Para tamu kita sangat takjub dan mengacungkan jempol melihat proses produksi tanaman kenthang dan sayuran yang dilakukan secara manual. Dan jangan kaget, kenthang dari sini dikirim ke Surabaya, Jakarta dan bahkan di ekspor ke Singapore.

Di gardu itu ada seorang penjual kerajinan yang menawarkan batang pohon pakis yang diiris tipis memotong serat kayu sehingga muncul relief serat kayu yang sangat indah.

Serat Kayu Pakis
 Inilah videonya :



Akhirnya perjalanan dilanjutkan menuju ke Candi Pendowo Limo dan kita jalan kaki menuju gedung pertemuan antara almarhum Presiden Soeharto dengan PM Australia, Gough Whitlen yang membahas tentang masa depan Timor Timur. Sebelum pertemuan Pak Harto minta wangsit dahulu di Gua Semar di Telaga Warna, namun rupanya wangsit yang diterimanya salah sehingga seperti kita ketahui Timor Timur lepas dari Indonesia, hehehehe..... 

Kompleks Candi Pendowo Limo sekarang kelihatan asri. Kompleks ini dipugar oleh Gubernur Jawa Tengah, Bapak Mardiyanto (saudara kandung Pak Marsito, guide Dipo-wisata) dengan maksud supaya bisa dilihat wisman asing.

Setelah puas melihat-lihat Candi Pendowo Limo, maka tamu kita ajak ke kawah Si Kidang. 





Dimana-mana muncul uap belerang dari dalam tanah yang baunya tidak sedap. Kunjungan kita lanjutkan ke Telaga Warna, yaitu warna air telaganya biru laut akibat bereaksi dengan belerang. Di situ ada gua yang dahulu pernah dipakai tirakat oleh almarhum Pak Harto.

Dari Telaga Warna kunjungan dilanjutkan ke Tuk Bimo Lukar, yaitu mata air dari Sungai Serayu. Penduduk setempat mempercayai bahwa kalau cuci tangan dan mandi bisa lebih muda 25 tahun, makanya penduduk disitu masih muda-muda wakakaka.......Disitu juga ada tempat untuk membakar kemenyan untuk mengiringi doa supaya mustajab permohonan awet mudanya, hehehe....

tempat utk bakar kemenyan
Rupanya Pani Radoslava Bednarova sangat sayang dengan nenek moyangnya sehingga dia sempatkan untuk berdoa khusuk demi kebebasan sang nenek moyang dari rantai yang membelenggunya, bukanya cuci muka/mandi minta lebih muda...ha..ha....



Ini adalah tour yang sangat menyenangkan. Ada keluhan dari para pelaku pariwisata di Dieng bahwa hari ini belum ada wisman asing yang datang ke Dieng gara-gara Merapi meletus kemarin. Oleh karena itu kami tegaskan sekali lagi bahwa Yogyakarta, Borobudur, Dieng dan sekitarnya aman, tidak usah terpengaruh film Volcano yang mengerikan itu karena Merapi tidak seperti itu. Datanglah kemari.....



Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling