Banjir Lahar Dingin Merapi


Sehari ini puncak Merapi sampai Yogya hujan deras tiada henti. Kegiatan vulkanik Merapi secara visual tidak kelihatan karena tertutup mendhung.  Dari daerah Kecamatan Kemalang 20 km dari puncak Merapi dan Karangnongko, sekitar 27 km dari puncak masih terdengar suara gemuruh maupun dentuman-dentuman keras, ini pulalah yang membuat warga sekitar benar-benar tidak nyaman karena sering berhamburan keluar rumah melihat kondisi Merapi. Tercatat eksplosif Merapi hari ini setinggi 6,5 km secara vertikal dengan semburan material ringan dan tersapu angin ke arah timur terbukti dengan hujan abu yang melanda daerah Boyolali. Semburan material panas dan awan panas masih saja terjadi mengarah ke Boyolali yaitu masuk ke kali Trising dan kali Putih.


Informasi yang kita peroleh juga mengatakan bahwa di daerah Muntilan, Srumbung, Blabag hujan abu vulkanik mulai dari pagi sampai sekarang tiada henti. Banyak pohon bambu apus di daerah tersebut patah tidak kuat menerima beban berat pasir halus dan abu vulkanik yang menempel sehingga suaranya pating plethok.

Curah hujan yang cukup tinggi di lereng Merapi melongsorkan lahar dingin ke beberapa sungai yang bermula di lereng Merapi. Sore ini ketinggian kali Gendhol sudah mencapai 12 m, sedangkan kali Kuning sekitar 10 m, kali Krasak sekitar 8 m dan kali Bebeng di atas normal. Banjir lahar dingin yang berupa endapan pasir klintrek-klintrek seperti jenang coklat melorot membawa batang pisang, batang pohon akasia menerjang tanggul kali sedemikian keras karena perbedaan topografi (tinggi rendah tempat). Saat ini tanggul kali Kuning nyaris jebol. 



Apabila hujan terus mengguyur maka luapan material lahar dingin tersebut bisa menuju ke kali Woro (ke arah Klaten), akibatnya lereng sisi timur Merapi seperti daerah Sidorejo akan terancam banjir lahar dingin. 



Demikian pula Yogyakarta harus waspada karena saat sore menerjang kali yang ada di lereng Merapi, malam hari bisa sampai di Yogya lewat kali Winongo, kali Code dan kali Gajahwong. Sampai sekarang hujan masih belum ada tanda-tanda akan berhenti di kota Yogya. Bahkan menurut perkiraan cuaca, daerah Sleman Utara dan Yogyakarta akan mempunyai curah hujan di atas normal sampai 14 hari ke depan.



Sementara itu hujan abu vulkanik sudah sampai ratusan km dari Merapi, yaitu menimpa kota Garut dan Tasikmalaya Jawa Barat.  Disamping itu mulai Purworejo, Banjarnegara, Kebumen, Gombong dan Purwokerto juga kebagian hujan abu vulkanik. Sepeninggal Mbah Maridjan Merapi semakin bebas saja bereksplosif, tidak ada yang mengunci lagi sih....  

Namun yang membuat hati ini teriris-iris pedih manakala kita melihat akibat hujan deras sepanjang hari, lantai tenda pengungsian (barak)  teraliri air hujan, sehingga para pengungsi yang terdiri dari anak-anak, kakek-kakek, nenek-nenek hanya bisa berdiri bengong sambil menjinjing tikar plastik mereka, rasanya semakin lengkap penderitaan mereka karena di daerah Srumbung PLN mati akibat kabel putus tertimpa pohon yang bertumbangan, apakah para wakil rakyat yang terhormat bisa melihat ini semua?

Dini hari ini mulai dari jam 00.00 WIB sampai 02.00 WIB  tgl 5/11/10 Yogyakarta dilanda hujan pasir lembut dan abu vulkanik. Di jl Kaliurang Km 9 tadi sempat terjadi kepanikan warga, apalagi sering terdengar suara gemuruh dari gunung Merapi. Hujan pasir lembut mulai mereda saat jam 02.00. Dan saat ini zona aman diperluas lagi radius sejauh 20 km dari puncak Merapi. Listrik di sepanjang jl Kaliurang padam tetapi di dalam perkampungan masih menyala. Dari rumah kami di Dipowinatan, Yogyakarta tadi juga terdengar suara gemuruh gunung Merapi namun kondisinya aman, kali Code juga tidak meluap.










Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling