Meski Merapi AWAS, Yogya tetap AMAN

Yogyakarta berjarak 30 km dari puncak Merapi

Gambar potongan melintang Merapi



KeAMANan Yogyakarta terhadap erupsi Merapi berkali-kali dikatakan pemerintah lewat dinas yang mengurusi kegunungapian. Selama ini dinas tersebut dalam memberikan rekomendasi selalu akurat. Dan perhatikan, dinas itu selalu mengatakan bahwa daerah bahaya adalah radius 7 km sampai 10 km dari puncak Merapi. Sedangkan seperti terlihat digambar atas, Yogyakarta terletak pada radius 30 km dari puncak Merapi. Jadi kondisinya masih aman. Justru wisatawan dapat pengalaman yang sensasional karena berkesempatan melihat langsung fenomena alam vulkanik yang dipertontonkan Merapi. Dari Jl Solo ke arah Klaten atau dari Jl Klaten - Boyolali dapat dengan leluasa  melihat melelehnya magma dari puncak Merapi. Bukankah ini moment yang sangat bersejarah mengingat pemandangan ini tidak setiap hari ada?


Adapun adanya banyak korban wedhus gembel karena mereka tidak atau kurang mengindahkan rekomendasi dari dinas kegunungapian. Pada letusan kedua, daerah Sleman sudah tidak ada korban lagi karena masyarakat menjadi sadar akan bahayanya dan radius berapa yang harus dihindari.


Informasi terkini kegiatan vulkanik Merapi sejak jam 14.44 WIB sampai 1,5 jam lamanya aktif meluncurkan material panas ke arah timur dan selatan. Kepulan awan panas setinggi sekitar 3 km. Abu vulkanik mulai menyebar ke selatan dan jatuh ke daerah Klaten. Radius keamanan diperluas menjadi 10 - 15 km dari puncak Merapi. Dalam hal ini yang harus diwaspadai adalah arah wedhus gembel karena sangat tergantung dari arah angin yang sering berubah-ubah dan sangat berbahaya mengingat temperaturnya lebih dari 600 derajad Celcius. Masyarakat Klaten panik berbondong-bondong mengungsi ke bawah ke daerah Wukirsari yang berjarak sekitar 15 km dari puncak Merapi. Sebagian besar muka dan jaket mereka berwarna putih karena terkena hujan abu vulkanik. Kali ini hujan abu yang cukup lebat menimpa daerah Salam, Srumbung, Blabak atau daerah sisi utara Merapi. Abu dan pasir kecil-kecil membuat sengkleh pelepah daun kelapa (blarak), daun pisang dan daun salak.

Awan panas ke arah Klaten


Pada jam 17.30 terjadi hujan deras di lereng Merapi dan Umbulharjo akibatnya terjadi banjir lahar dingin di Kali Kuning. Banjir ini membawa material berupa pohon albasia yang bertumbangan, pohon kelapa, dan pasir. Banjir ini sempat melibas pohon-pohon yang tumbuh di pinggir kali Kuning, kebun pisang dan salak disekitar Umbulharjo. Jam 19.00 WIB hujan mulai mereda. Pada saat ini jembatan Bojong Kalegan sempat dijaga petugas karena banjir tersebut. Namun akhirnya banjir berangsur-angsur surut. Pagi hari ini air kali Code yang melintas di kota Yogyakarta berwarna keruh coklat abu-abu, kayak coffee mix aja....hehe... Ada 3 kali besar yang melintas kota Yogyakarta, yaitu kali Gajahwong, kali Code dan kali Winongo. Semalam tinggi air hanya 75 cm sedangkan tinggi talud 1,5 m dan ini masih relatif normal. Tetapi jangan keburu tenang, kita harus tetap waspada  karena soal banjir lahar dingin ini baru permulaan, pasalnya di puncak Merapi informasi terakhir ada 3 juta m3 material yang siap turun, entah kapan kalau turun ke Kaliadem akan menjadi berkah/rejeki bagi penambang pasir? Who knows?


Informasi yang bisa kita peroleh sampai saat ini ada 104 titik barak pengungsian dengan jumlah pengungsi 76 ribu jiwa untuk Jateng dan DIY.









Komentar

Artikel Populer

Karet Gelang Panci Fissler Rusak

Cooking Class Hakasima di Rm Cobra Yogya (Product)

Panci Presto Fissler Berganti Menjadi Sizzling