Tour De Borobudur and Dieng
Ke sepuluh tamu mancanegara Dipowinatan pada hari kedua, yaitu Selasa 22 Februari 2011 kita ajak tour ke Borobudur dan Dieng mengingat kedua daerah tujuan wisata ini sejalan. Pan Marsito Merto dan keponakan Ibu Christin, orang Cheko yang tinggal di Dipowinatan, sedang menunggu di lobby Hotel Melia Purosani , menanti kesiapan para tamu kita turun ke lobby.
Sesampai di Borobudur, begitu ada bunga yang menarik perhatian mereka, kedua suami istri ini kontan mengambil close-up bunga tersebut. It is beautiful flower...
Inilah hasil jepretan mereka, kembang yang sangat indah, putih bersih laksana hati mereka wekekeke...but, don't ask me. What is the name of this flower?
Sudah wajar dan sepantasnya, bahwa setiap orang akan terkesima begitu melihat Candi Borobudur. Pikiran kritis mereka akhirnya akan mengarah kepada pertanyaan selengkapnya 5W + 1H (What, When, Why, Who, Where dan How). Nah tidak ada jeleknya anda baca artikel kami sebelumnya yang berjudul "Borobudur temple history" dan "Borobudur Temple"
Petugas masih selalu membersihkan sisa-sisa debu vulanik Merapi yang menempel pada batu candi. Debu ini bersifat sangat korosif hingga cepat melapukan batu jika tidak segera dibersihkan. Sayang sekali bukan? Lebih lengkap anda bisa baca artikel kami yang berjudul "Bersih-bersih-abu-di Borobudur"
Perhatikan, debu vulkanik yang sudah dibersihkan dan dikumpulkan disini beratnya mencapai puluhan ton (sekitar 15 rit truck).
Indah bukan panorama Candi Borobudur? Dijamin anda tidak akan menyesal seumur hidup bila sudah pernah mengunjungi peninggalan nenek moyang kami ini.
Di dekat Kawasan Candi Borobudur juga ada museum yang menyimpan perahu layar peninggalan nenek moyang kami juga. Nenek moyang kami adalah seorang pelaut tapi bukan perompak kapal.
Nah, setelah melihat hebatnya peninggalan nenek moyang kami,sekarang kita perlihatkan hebatnya pengrajin kami.
Now lunch time friends. Kita pilihkan menu khas Jawa Tengah, okay?...
Sehabis makan siang, perjalanan kita lanjutkan menuju Dieng. Coba perhatikan,jalan menuju Dieng yang beberapa waktu longsor akibat hujan terus menerus, namun sekarang juga diperbaiki dengan dibuatkan tanggul yang kuat.
Jangan kaget, di kawasan Dieng kami juga mempunyai candi-candi kecil peninggalan nenek moyang kami.
Nah yang paling menarik adalah fenomena alam berupa kawah yang masih aktif mengeluarkan uap belerang yang baunya tidak sedap.
Warna air dalam telaga (danau) menjadi hijau karena reaksi dengan belerang yang muncul dari dasar telaga.
Komentar
Posting Komentar