Virginity is absolutely maintained.
Ia memang seorang pemberontak tulen. Sejak kecil sikapnya selalu menentang. Lingkungan sekitarnya penuh kemunafikan, tak ada yang memuaskan hatinya. Ditunjang dengan kehidupan dalam keluarganya yang tidak bahagia, atau lingkungan yang ketat dalam menjaga norma-norma sosial, tetapi longgar dalam kemunafikan yang merajalela di masyarakat waktu itu,ia tumbuh dan sepenuhnya menjadi seorang penentang.
Masa remajanya memang tidak populer. Bagaikan anak kolong ia lepas tak terkendali lagi. Bahkan orang-orang merasa risih atas kehadirannya. Ia menggelisahkan banyak pihak. Sebab pernyataan-pernyataannya kala itu sangat tidak pantas untuk telinga baik-baik. Dialah yang kemudian dikenal sebagai James Joice, penulis Ulysses yang menggemparkan itu. Ulysses terbit di Perancis tahun 1922, sebuah buku yang dianggap porno dan tak pantas dibaca oleh siapapun waktu itu. Dan tahun itu dianggap merupakan awal revolusi seks yang mulai menggelinding. Dan Ulysses menggemparkan dunia sampai sekarang.
Bagai cendawan dimusim hujan, bacaan-bacaan pornografis selanjutnya bermunculan memenuhi kehausan masyarakat. Sesuatu telah terlepas. Naluri dasar manusia yang selama ini merasa tergilas oleh norma-norma sosial yang ketat berbentuk sebagai tata krama masyarakat telah menghancurkan semua ikatan itu dan tak ada orang yang bisa menahannya.
Tampaknya memang membuat miris, tetapi itulah kenyataanya. Revolusi itu lebih banyak merupakan reaksi. Dan reaksi selalu mempunyai konotasi yang berlebihan. Seks merupakan motivasi yang terkuat dalam kehidupan manusia, demikian kata Freud. Dan oleh karena itu, mengapa kita tidak mengungkapkan tingkah laku seks dengan tuntas dan terus terang. Mungkin pemikiran itu benar, karena diam-diam saya mengakui bahwa sesungguhnya saya ingin menjawab kegelisahan yang berdenyut didalam diri saya sendiri. Pada saat remaja bukankah demam seksual itu suka menghinggapi dan tidak jarang sampai berhari-hari baru reda?
Boleh jadi Ulysses hanya merupakan awal. Kini banyak yang lebih seru. Selepas Perang Dunia II, bukan hanya buku-buku, film-filmpun banyak dibuat. Bahkan pertunjukkan hidup (life show) dan tentu saja pil kehamilam meramaikan revolusi itu.Keadaan semakin berkembang pesat sejalan dengan teknologi internet, film-film yang tadinya tercerai berai penyimpanannya sekarang terkumpul rapi dalam situs-situs porno, dimana sangat mudah diakses semua orang tanpa melihat umur dan geografisnya.
Tetapi saya tetap berpendapat bahwa virginitas itu mutlak. untuk dipertahankan sampai jenjang pernikahan.Oleh karena itu wahai para remaja putri, tak ada harta milik yang paling berharga selain virgintas itu. Camkanlah, virginitas harus dipertahankan sebagai satu-satunya milik yang masih tersisa. Apapun alasannya, hubungan seks tidak pantas dilakukan jika belum menikah. Lebih baik percintaanmu hancur berkeping-keping bagaikan porselin yang rapuh demi mempertahankan virginiatas. Hari-harimu selanjutnya barangkali akan kelabu, tetapi janganlah takut hidup tanpa bunga cinta. Mengapa mesti takut? Sementara dalam hidup ini jauh lebih banyak hal-hal yang tidak kita ketahui, termasuk jodoh dan bunga cinta itu sendiri. Selamat malam anak perempuanku.
Masa remajanya memang tidak populer. Bagaikan anak kolong ia lepas tak terkendali lagi. Bahkan orang-orang merasa risih atas kehadirannya. Ia menggelisahkan banyak pihak. Sebab pernyataan-pernyataannya kala itu sangat tidak pantas untuk telinga baik-baik. Dialah yang kemudian dikenal sebagai James Joice, penulis Ulysses yang menggemparkan itu. Ulysses terbit di Perancis tahun 1922, sebuah buku yang dianggap porno dan tak pantas dibaca oleh siapapun waktu itu. Dan tahun itu dianggap merupakan awal revolusi seks yang mulai menggelinding. Dan Ulysses menggemparkan dunia sampai sekarang.
Bagai cendawan dimusim hujan, bacaan-bacaan pornografis selanjutnya bermunculan memenuhi kehausan masyarakat. Sesuatu telah terlepas. Naluri dasar manusia yang selama ini merasa tergilas oleh norma-norma sosial yang ketat berbentuk sebagai tata krama masyarakat telah menghancurkan semua ikatan itu dan tak ada orang yang bisa menahannya.
Tampaknya memang membuat miris, tetapi itulah kenyataanya. Revolusi itu lebih banyak merupakan reaksi. Dan reaksi selalu mempunyai konotasi yang berlebihan. Seks merupakan motivasi yang terkuat dalam kehidupan manusia, demikian kata Freud. Dan oleh karena itu, mengapa kita tidak mengungkapkan tingkah laku seks dengan tuntas dan terus terang. Mungkin pemikiran itu benar, karena diam-diam saya mengakui bahwa sesungguhnya saya ingin menjawab kegelisahan yang berdenyut didalam diri saya sendiri. Pada saat remaja bukankah demam seksual itu suka menghinggapi dan tidak jarang sampai berhari-hari baru reda?
Boleh jadi Ulysses hanya merupakan awal. Kini banyak yang lebih seru. Selepas Perang Dunia II, bukan hanya buku-buku, film-filmpun banyak dibuat. Bahkan pertunjukkan hidup (life show) dan tentu saja pil kehamilam meramaikan revolusi itu.Keadaan semakin berkembang pesat sejalan dengan teknologi internet, film-film yang tadinya tercerai berai penyimpanannya sekarang terkumpul rapi dalam situs-situs porno, dimana sangat mudah diakses semua orang tanpa melihat umur dan geografisnya.
Tetapi saya tetap berpendapat bahwa virginitas itu mutlak. untuk dipertahankan sampai jenjang pernikahan.Oleh karena itu wahai para remaja putri, tak ada harta milik yang paling berharga selain virgintas itu. Camkanlah, virginitas harus dipertahankan sebagai satu-satunya milik yang masih tersisa. Apapun alasannya, hubungan seks tidak pantas dilakukan jika belum menikah. Lebih baik percintaanmu hancur berkeping-keping bagaikan porselin yang rapuh demi mempertahankan virginiatas. Hari-harimu selanjutnya barangkali akan kelabu, tetapi janganlah takut hidup tanpa bunga cinta. Mengapa mesti takut? Sementara dalam hidup ini jauh lebih banyak hal-hal yang tidak kita ketahui, termasuk jodoh dan bunga cinta itu sendiri. Selamat malam anak perempuanku.
Komentar
Posting Komentar